Logo Bloomberg Technoz

Tekanan Jual Obligasi Makin Besar, Rupiah Terperosok Kian Dalam

Tim Riset Bloomberg Technoz
23 October 2024 17:05

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah hari ini terperosok ke level penutupan terlemah dalam hampir dua pekan perdagangan terakhir.

Rupiah tak kuasa melawan tekanan eksternal yang memicu arus jual di pasar saham maupun surat utang, mengekor yang terjadi pasar keuangan regional maupun global.

Rupiah spot ditutup di Rp15.620/US$, tergerus nilainya 0,38% dibandingkan kemarin dan menjadi mata uang Asia dengan penurunan terdalam ketiga setelah ringgit dan won Korsel. Kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) juga ditutup melemah di Rp15.620/US$ sore ini.

Tekanan yang dialami oleh rupiah sejalan dengan tren pelemahan mata uang emerging market yang tergilas keperkasaan dolar AS, terpicu ketidakpastian yang meningkat jelang gelar Pemilihan Presiden AS. Indeks dolar AS sore ini terpantau makin menguat ke level 104,34.

Pelemahan mata uang berlangsung ketika arus jual membesar di pasar saham serta surat utang. Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), mayoritas tenor memperlihatkan penurunan harga. Yield SBN tenor 10Y bahkan melompat naik hingga 6,1 bps ke level 6,72%. Begitu juga tenor 11Y yang naik sapai 10,7 bps ke level 6,89%. Tenor 5Y juga naik hingga 5,9 bps. Sedangkan tenor 2Y turun sedikit 0,6 bps.