Menurut EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn, raihan pinjaman konsumen lain -mayoritas berasal dari kartu kredit Bank BCA- tercatat Rp21,9 triliun atau mengalami peningkatan 15% yoy.
Kontribusi kredit konsumer juga diraih dari permintaan pembiayaan pada gelaran BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 dengan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp78 triliun.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan tercatat Rp61,1 triliun atau tumbuh 9,5% yoy. Pendapatan non bunga bunga tumbuh 13,5% menjadi Rp19 triliun, "ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7% yoy.
Sementara itu total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, atau bertumbuh naik 10,4% secara yoy. Indikator kinerja lain, seperti rasio loan at risk atau LAR turun dari 7,9% menjadi 6,1%. Rasio kredit bermasalah (NPL) pada kisarana 2,1%. "Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%," kata Hera.
Bank BCA mengakumulasi total dana pihak ketiga (DPK) Rp1.125 triliun, naik 3,4% yoy dengan dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK. CASA naik 5,2% dibandingkan periode sebelumnya.
"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA
sebesar 21% yoy mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," yang disebut Hera, mobile banking dan internet banking berkontribusi 23 miliar atau naik 24% yoy. Data terkini menyebutkan pengguna BCA Mobile tercatat 31 juta dan myBCA 6 juta nasabah.
Saham BBCA berhasil menguat 150 poin (1,43% ) ke level Rp10.650/saham jelang rilis kinerja Januari hingga September dan bertahan hingga penutupan perdagangan Sesi II, Rabu. Sepanjang hari BBCA sempat memperoleh harga tertinggi Rp10.650/saham dan terendah di Rp10.475/saham.
(wep)