Logo Bloomberg Technoz

Per 18 Oktober 2024, BEI telah mencatat sebanyak 36 emiten baru. Dengan begitu, total perusahaan tercatat hingga saat ini sebanyak 938 perusahaan.

Sementara itu, perdagangan produk obligasi melalui SPPA, rata-rata transaksi hariannya mencapai Rp993 miliar atau tumbuh 44,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Namun, perdagangan produk non saham (Right, Warrant, Structured Warrant, KIK, dan Derivatif) tercatat hanya sebesar Rp3,75 triliun, turun dari sebelumnya yang sebesar Rp8,9 triliun.

Total jumlah investor di pasar modal mencapai 14,2 juta atau mengalami peningkatan lebih dari 2 juta investor baru atau naik sekitar 16%.

"Kami juga menargetkan di 2025 investor saham kembali meningkat 2 juta," ujar Iman.

Otoritas BEI juga melakukan pembaruan  Jakarta Automated Trading System (JATS) Next-G, dengan begitu sistem perdagangan mengalami peningkatan dari sisi kapasitas maksimal menjadi 170.000 order per detik.

Iman menambahkan bahwa BEI menargetkan adanya kenaikan kapasitas transaksi menjadi  90.000 order per detik di tahun 2030. Anggaran investasi bidang infrastruktur BEI juga disampaikan Iman mencapai Rp275 miliar tahun depan.

"Jadi pada pembaruan sistem perdagangan dan pengawasan atau PSPP, memang terjadi peningkatan kapasitas. Yang pertama adalah peningkatan kapasitas pada Judge MMA dari 7,5 juta menjadi 30 juta trade [perdagangan], dan dari 15 juta menjadi 120 juta order per hari," jelas Iman.

Pembaruan juga berdampak pada throughputmenjadi 50.000 order per second, atau lebih dari tiga kali lipat dari posisi saat ini.

"Yang terakhir ada tentu saja peningkatan implementasi perangkat core network dengan low latency teknologi di bursa untuk mengurangi latency dari 100 microsecond menjadi kurang dari 5 microsecond untuk mendukung penerimaan dan pengurusan order lebih cepat," pungkas Iman.

(wep)

No more pages