Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin mencatatkan pelemahan dalam dua hari beruntun dengan posisi hari ini, Rabu (23/10/2023) kembali koreksi 0,7% ke posisi US$66.928 hingga pukul 10.20 waktu Indonesia. Meski begitu gelombang optimisme atas koin BTC masih terjaga.
Bitcoin bertahan di zona bearish dengan kisaran harga US$66.752–US$67.726. Persentase pelemahan Bitcoin lebih kecil, 0,34% terjadi jika membandingkan dengan periode seminggu terakhir.
Titan of Crypto, seorang pakar pasar dan pedagang telah memprediksi penembusan penting untuk Bitcoin di bulan yang biasanya disebut “Uptober,” yang mencerminkan momentum bullish yang sangat dinanti-nantikan, dilansir dari Bitcoinist.
Bulan Oktober secara historis merupakan salah satu bulan dengan performa terbaik Bitcoin, memicu kenaikan harga yang signifikan selama bertahun-tahun. Mempertimbangkan harga BTC bulan ini,
Beberapa analis kripto lain juga percaya bahwa aset digital ini dapat bersiap untuk penembusan yang dapat mengkatalisasi pergerakan ke level tertinggi sepanjang masa.
Kini Bitcoin masuk fase konsolidasi dan diprediksi akan segera berakhir. Saat hari itu tiba aset kripto bersiap untuk lonjakan yang akan datang. Trader masih menyimak pola bull pennant bulanan, yang menunjukkan ketahanan kekuatan naik yang diperbarui, menguatkan perspektif bullish.
Para trader di pasar option mencoba meraih harga Bitcoin pada kisaran tertinggi US$80.000 pada akhir November. Target ini sesuai dengan kisaran waktu berakhirnya pemilu AS. Level yang menunjukkan kepercayaan diri pasar siapa pun yang memenangkan pilpres, apakah Donald Trump atau Kamala Harris.
Setempat menyentuh US$70.000 beberapa waktu lalu, Bitcoin terpantau melemah sekaligus menjauh dari zona tertingginya sepanjang sejarah US$73.798 yang terjadi pada bulan Maret. Pada awal kuartal 2024 memang arus dana ETF Bitcoin menyebabkan aset kripto termahal ini terus naik, meski tak lama dimoderasi.
Data mencatat meski saat ini melemah Bitcoin sepanjang tahun 2024 telah mengalami kenaikan 61% hingga Rabu pagi pukul 6.30 waktu Indonesia.

Rasio put-to-call cenderung lebih rendah menjelang akhir tahun, dengan lebih banyak pedagang membeli opsi call dibandingkan put, dilansir dari Deribit.
Feldman, salah satu pendiri SwapGlobal, yang menyediakan derivatif seperti swap dan opsi, untuk investor aset digital AS menyatakan bahwa trader yang pasang call mencapai harga di US$68.000 sedangkan put di kisaran US$66.000.
“Dengan kata lain, banyak yang terus menerus memposisikan dan memposisikan ulang untuk breakout di kedua ujung. Ada alasan terbatas untuk jatuh ke bawah pasca pemilu, jadi [posisi Bitcoin] naik lebih masuk akal,” jelas Feldman dikutip dari Bloomberg News.
Ramalan Standard Chartered: Bitcoin Menuju US$73.800
Minat terbuka adalah gambaran jumlah total kontrak yang beredar, untuk kontrak panggilan yang berakhir pada 29 November terkonsentrasi pada kisaran US$80.000 dengan harga kesepakatan terpopuler kedua di US$70.000.
Minat terbuka untuk kontrak call yang berakhir pada 27 Desember terkonsentrasi di sekitar US$100.000 dan US$80.000, sementara harga kesepakatan terpopuler untuk kontrak call yang berakhir pada 8 November adalah US$75.000, demikian data menunjukkan.
(ibn/wep)