"Kita sedang mengusulkan satu mekanisme digital untuk memantau pertambahan kepemilikan rumah di tingkat masyarakat," ujarnya.
Meski target pembangunan 3 juta rumah baru akan dijalankan pada Januari 2025, Fahri menuturkan, pekerjaan penyediaan perumahan di luar program program prioritas Prabowo tersebut akan tetap dikejar hingga akhir tahun ini.
"Ini harus sejalan dan paralel dengan kepentingan kita untuk menjelang akhir tahun ini, kita selesaikan sisa dari pembangunan rumah yang ada. Nanti pada Januari 2025, kita mulai dengan mengejar target 3 juta per tahun. Itu akan kita kejar terus," tegasnya.
Terkait dengan anggaran, Fahri alokasi teknisnya masih dalam pembahasan, termasuk distribusi untuk operasional dan program pembangunan perumahan.
Seperti diketahui, Prabowo memiliki program untuk membangun 3 juta rumah tiap tahun; terdiri dari 2 juta rumah diperdesaan dan 1 juta unit apartemen di daerah kota.
Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengonfirmasi program pembangunan 3 juta rumah yang akan dijalankan pada era kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto merupakan target anual, bukan sepanjang periode pemerintahan berikutnya selama 5 tahun.
Hashim juga menekankan bahwa Satgas Perumahan tidak hanya akan membangun 3 juta unit perumahan, sesuai program presiden ke-8 tersebut, tetapi membangun 15 juta perumahan atau lima kali lipat dari target tiap tahunnya.
"Perumahan setelah kita pelajari, kita perlu besar-besaran dipikirkan funding, pendanaan. Ternyata setelah dipelajari bukan 3 juta [rumah] per periode. Kita mau bikin 3 juta setahun, jadi 5 tahun total 15 juta," kata Hashim.
(prc/wdh)