Logo Bloomberg Technoz

Sementara penjualan sedikit meningkat di Inggris dan Spanyol, penjualan turun di Jerman, Prancis, dan Italia, sehingga menurunkan total pengiriman di seluruh wilayah tersebut.

Penjualan EV bangkit kembali pada September, pertanda baik bagi industri yang mengalami penurunan permintaan EV setelah pemerintah mencabut subsidi tahun lalu.

Pengiriman EV melonjak 24% di Inggris, di mana para produsen mobil memberikan diskon besar-besaran untuk mematuhi mandat penjualan kendaraan tanpa emisi dari pemerintah. Di Jerman, di mana pemerintah sedang mendiskusikan potensi insentif baru, penjualan EV meningkat 8,7%.

Sejak awal tahun, penjualan EV di wilayah ini masih turun 2,6%. Prospeknya diperumit oleh rencana tarif untuk EV buatan China mencapai 45%, yang dijadwalkan akan berlaku dalam beberapa minggu mendatang. 

Uni Eropa dan China telah berjanji untuk bekerja dalam perjanjian alternatif yang akan menghindari perlunya pungutan, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan kembali penolakannya terhadap tarif tersebut pada Senin (21/10/2024).

Perhitungan penjualan mobil Eropa. (Bloomberg)

Karena konsumen menolak tingginya biaya kepemilikian EV, produsen mobil terbesar di Eropa kini mencoba untuk menghidupkan kembali penjualan dengan model-model berbiaya murah.

Renault meluncurkan R5 baru seharga €25.000 (US$27.053) minggu lalu, sedangkan Stellantis mulai mengirim city car Citroën ë-C3 seharga €23.300 pada pertengahan September.

Produsen mobil terbesar di kawasan ini, Volkswagen AG, sedang mempertimbangkan penutupan pabrik yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jerman karena permintaan menurun. Merek mobil sport Porsche AG dan saingannya, Mercedes-Benz Group AG, memperbarui ambisi EV mereka karena momentum untuk model plug-in kurang baik.

Penurunan penjualan EV di seluruh Eropa meningkatkan risiko bagi produsen, seperti VW, Stellantis, dan Renault untuk membayar denda sebesar €15 miliar jika mereka gagal memenuhi aturan emisi armada Eropa yang lebih ketat.

(bbn)

No more pages