Negara Tujuan
Berdasarkan negara tujuannya, kenaikan ekspor CPO terbesar terjadi ke India yang naik menjadi 462.000 ton setelah turun 490.000 ton pada bulan sebelumnya. Ekspor ke Pakistan juga naik menjadi 286.000 ton setelah turun 65.000 ton pada bulan sebelumnya.
Ekspor ke Belanda naik 39.000 ton menjadi 120.000 ton, ke Italia naik 37.000 ton menjadi 71.000 ton, sedangkan ke China hanya naik 18.000 ton setelah turun 255.000 ton.
Secara tahunan, sepanjang Januari—Agustus 2024, ekspor CPO ke China anjlok 49,44%, sedangkan ke India merosot 37,81%, Afrika turun 35,93%, dan Bangladesh drop 19,59%.
Sebaliknya, ekspor ke Uni Eropa melesat 29,03% dan ke Pakistan naik 3,98%, sehingga secara nasional ekspor Januari—Agustus 2024 lebih rendah 10,11% dibandingkan dengan rentang yang sama tahun lalu.
Konsumsi Domestik
Gapki juga melaporkan konsumsi CPO dalam negeri 30.000 ton, atau dari 2,03 juta ton pada Juli menjadi 2,06 juta ton pada Agustus.
“Untuk keperluan konsumsi pangan naik 88.000 ton dan untuk oleokimia turun 2.000 ton, sedangkan untuk biodiesel turun 56.000 ton dari 1,03 juta ton menjadi 979.000 ton,” papar mukti.
Secara kumulatif Januari—Agustus, konsumsi CPO dalam negeri mencapai 15,57 juta ton atau naik 1,94% dari periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 15,27 juta ton.
Konsumsi untuk pangan mencapai 6,66 juta ton atau 4,51% lebih rendah dari tahun lalu, oleokimia 1,48 juta ton atau lebih rendah 1,85%, dan biodiesel mencapai 7,42 juta ton atau lebih tinggi 9,42%.
Dengan produksi yang mengalami kenaikan 10,2% dan konsumsi dalam negeri yang juga naik 1,47%, serta ekspor yang naik 6,35%, maka stok akhir CPO Indonesia pada Agustus turun menjadi 2,45 juta ton dari 2,51 juta ton bulan sebelumnya.
(wdh)