Logo Bloomberg Technoz

Terlebih, LPG yang berasal dari impor itu masih mendapatkan subsidi dari pemerintah dan menciptakan harga yang makin kompetitif. 

Pekerja memeriksa batu bara di tambang batu bara terbuka PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Kamis (7/7/2011). (Dadang Tri/Bloomberg)

Menurutnya, jawaban dari permasalahan ini adalah skema penyaluran subsidi dari LPG diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT) dan harga komoditas energi itu kembali mengikuti pasar.

“Lalu jawabannya apa? [LPG] yang subsidi ini dinaikkan [harganya], berani tidak?,” ujarnya.

Tahan 150 Tahun 

Purnomo menggarisbawahi Indonesia memiliki cadangan batu  bara yang melimpah, yakni bisa mencapai 50 tahun. Bahkan, bila sumber daya dikonversi menjadi cadangan yang terbukti, batu bara di Indonesia bisa bertahan hingga 150—200 tahun.

Sekadar catatan, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia/Indonesia Coal Mining Association (APBI/ICMA) mencatat Indonesia memiliki cadangan batu bara sekitar 31 miliar ton dengan potensi sumber daya sampai 97 miliar ton.

“Jadi di satu sisi kita punya fossil fuel yang kotor, batu bara. Namun, di sisi lain ini banyak jumlahnya. Kalau kalian ditanya, pasti jawabannya begini; ‘Kita manfaatkan yang besar ini, tetapi dengan teknologi, supaya CO2-nya tidak [besar]'. Itu jawabannya sebagian bisa diberikan pada coal liquefaction dan coal gasification,” ujar Purnomo, yang juga mantan Menteri ESDM periode 2001—2009 itu.

Sebelumnya, Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking hilirisasi batu bara menjadi DME di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan pada 2022, yang merupakan proyek hilirisasi batu  bara menjadi DME dan hasil kerja sama PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) serta dengan APCI dari AS saat itu.

Namun, APCI memilih untuk hengkang lantaran memilih untuk fokus menggarap proyek hidrogen biru di AS, setelah dijanjikan insentif menarik dari Presiden Joe Biden.

Selain itu, APCI juga memutuskan untuk hengkang pada proyek bersama PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

(dov/wdh)

No more pages