Logo Bloomberg Technoz

Penasihat Energi Prabowo Beber Alasan DME Batu Bara RI Mangkrak

Dovana Hasiana
22 October 2024 14:40

Ilustrasi pekerja tambang batu bara./Bloomberg-Ferley Ospina
Ilustrasi pekerja tambang batu bara./Bloomberg-Ferley Ospina

Bloomberg Technoz, Jakarta Penasihat Khusus Presiden urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan netback dari dimetil eter (DME), sebagai produk akhir dari hilirisasi batu bara, tidak bisa bersaing dengan liquefied petroleum gas (LPG) yang berasal dari impor dan mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Sekadar catatan, nilai netback adalah probabilitas harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen atau pembeli untuk mendapatkan sumber energi tertentu.

Hal tersebut yang pada akhirnya melandasi hengkangnya investor asal Amerika Serikat (AS), Air Products & Chemical Inc (APCI), pada proyek penghiliran batu bara menjadi DME di Indonesia, yang menyebabkan megaproyek substitusi impor LPG itu terkatung-katung hingga saat ini.

“Ada satu studi, kenapa kok [APCI] pull out di Sumatra Selatan? Dihitung netback. Dihitung kalah [bersaing dengan LPG impor]. Kecuali harga batu bara di itu US$15/ton. Kalau ini US$15 dia compatible dengan harga LPG,” ujar Purnomo dalam agenda Tinjauan Kebijakan Mendukung Transisi Energi dan Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan Baru, Selasa (22/10/2024).

Purnomo menggarisbawahi perbandingan antara LPG dengan DME—yang sebenarnya juga digadang-gadang sebagai pengganti LPG — tidak berada pada level yang sama atau apple to apple.