Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi sejak Juli, bahkan menggoda pada kisaraan US$70.000 sesaat, maka “penembusan di atas level-level ini kemungkinan akan menarik perhatian ritel besar-besaran,” kata dia, dilansir dari CoinDesk, Selasa (22/10/2024).
Meski demikian, “tidak adanya katalis utama minggu ini, kami memperkirakan kripto akan alami koreksi di sekitar level-level ini karena mencoba untuk menembus lebih tinggi. Dalam hal data makro, kami hanya memiliki angka PMI [Purchasing Managers Index ] pada hari Kamis, pada 24 Oktober, di mana pasar akan mencari kepastian apakah The Fed akan tetap berada di jalur penurunan suku bunga.”
Beberapa analis sebelumnya percaya diri zona US$70.000 tidak hanya akan mampu ditembus, namun juga bertahan lebih lama efek antusiasme terhadap aset digital seperti disampaikan Jaime Baeza, managing partner di crypto hedge fund AnB Investments.
"Momentumnya kuat dan jalur yang lebih sedikit resistensi, mengingat semua latar belakang ekonomi makro, adalah ke atas," kata Baeza. Rekor tertinggi Bitcoin sepanjang sejarah terjadi pada bulan Maret di US$73.797.
Diketahui terakhir kali Bitcoin mencatatkan harga US$70.000 pada 12 Juni dimana pekan lalu sempat 'terbang' 2,9% menjadi US$68.898 berkat aktivitas aliran dana ke ETF Spot Bitcoin total sekitar US$1,8 miiliar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
"Arus modal yang masuk pada ETF sangat kuat minggu ini [pekan 14-19 Oktober], [perolehan harga] antara US$68.000-US$71.000, ada banyak opsi yang diposisikan di sana sehingga bisa jadi ada beberapa gamma pendek,” kata Shiliang Tang, presiden perusahaan perdagangan utama Arbelos Mark
CoinDesk melaporkan investor yang menaruh posisi ‘long’ mencapai nilai US$165 juta—pertaruhan harga yang lebih tinggi— atas seluruh koin yang dilikuidasi pada pasar berjangka. Penggunaan leverage melonjak selama akhir pekan dalam sebuah langkah yang secara historis mendahului volatilitas pasar.
(fik/wep)