Logo Bloomberg Technoz

Masalah Infrastruktur

Moshe mengatakan, pemerintah seharusnya melakukan percepatan dalam pembangunan infrastruktur melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Pada saat demand sudah tinggi, lalu harga jual gas kita bisa turun karena produksi makin meningkat, baru dari situ infrastruktur tadi bisa misalkan untuk kita mengembalikan modal pemerintah tadi kita jual ke investor,” ujarnya. 

Selanjutnya, Moshe menggarisbawahi pemerintah perlu mengkaji ulang ihwal carbon capture and storage (CCS) yang juga menambah beban investor.

Sekadar catatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui pengajuan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) oleh Inpex Corporation untuk Lapangan Abadi di Blok Masela, salah satunya yakni menambahkan fasilitas CCS pada 28 November 2023.

Kementerian ESDM membeberkan total biaya investasi dan pengembangan operasi Lapangan Abadi Blok Masela mencapai US$34,7 miliar (Rp536,8 triliun), atau lebih besar dari estimasi sebelumnya senilai US19,8 miliar.

“Nah itu yang harus kita tekankan lagi review lagi ini kepentingan siapa? Kalau memang ada national interest, ada meningkatkan kemandirian energi dan juga keekonomian lapangan itu jadi bagus. Namun, kalau tidak lebih baik bukan tempatnya di Indonesia, itu yang harus dinegosiasikan oleh pemerintahan,” ujarnya.

Kargo perdana LNG dari Tangguh Train 3 di Papua Barat./dok. SKK Migas

Indonesia, sebagai pemasok gas terbesar di Asia Tenggara, justru diproyeksikan menjadi pengimpor bersih atau net importer dari gas alam pada 2030 dan 2040 karena produksi tidak mampu memenuhi permintaan nasional. Saat ini Indonesia padahal menjadi pengekspor bersih atau net exporter dari gas alam.

Laporan tersebut menggarisbawahi permintaan gas alam di negara-negara kawasan Asia Tenggara diproyeksikan meningkat signifikan, yakni 8% pada 2030 dan 34% pada 2050 bila dibandingkan dengan level pada 2022.

“Pertumbuhan ini akan sangat terasa di Indonesia dan Malaysia, di mana permintaan tahunan diperkirakan meningkat masing-masing sebesar 4,5% dan 5,2%,” papar laporan bertajuk 8th Asean Energy Outlook 2030–2050.

(dov/wdh)

No more pages