Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menapaki zona merah pada awal perdagangan hari ini. IHSG senasib dengan indeks saham utama Asia yang mayoritas melemah.

Pada Selasa (22/10/2024) pukul 09:07 WIB, IHSG berada di posisi 7.760,4. Melemah 0,16% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun dalam sepekan terakhir, IHSG masih membukukan penguatan lebih dari 2%.

Pelajar memfoto layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tidak hanya IHSG, berbagai indeks saham utama di Benua Kuning juga lesu. Indeks Nikkei 225 (Jepang) dan Straits Times (Singapura), misalnya, terkoreksi masing-masing 1,29% dan 0,29%.

Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat aset-aset berisiko seperti saham kehilangan pesona. Untuk tenor 10 tahun, yield surat utang pemerintah Negeri Paman Sam melonjak 11 basis poin menjadi 4,2%.

Yield obligasi pemerintah AS naik karena ekspektasi pasar bahwa bank sentral Federal Reserve akan menurunkan suku bunga secara perlahan, tidak agresif. Hal itu tercermin dari pernyataan Jeffrey Schmid, Gubernur The Fed Kansas City.

“Di luar faktor ada kejutan besar, saya optimistis bahwa kami bisa melakukan siklus (pelonggaran moneter). Namun saya rasa akan dibutuhkan pendekatan yang hati-hati dan bertahap,” tegas Schmid dalam sebuah acara di Kansas City, seperti diberitakan Bloomberg News.

(aji)

No more pages