Sementara Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengungkapkan produksi CPO Negeri Harimau Malaya pada September turun 3,8% dari posisi Agustus. Sementara ekspor naik 0,93%.
Perkembangan harga minyak nabati pesaing juga mempengaruhi harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 1,2%.
Sedangkan harga minyak biji bunga matahari dan rapeseed naik masing-masing 0,6% dan 0,64%. Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO akan bertambah karena berbagai komoditas ini bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,34. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Adapun indikator Stochastic RSI berada di 25,91. Menghuni area jual (short).
Oleh karena itu, harga CPO berpeluang naik, Target resisten terdekat ada di MYR 4.350/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MYR 4.352/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat adalah MYR 4.285/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke arah MYR 4.264/ton.
(aji)