"Ini adalah amanah kemanusiaan. Warga terbantu dengan pemasukan dari penjualan telur, anak-anak terbantu asupan gizinya, dan telur juga bisa dibeli dengan harga murah. Kami ucapkan terima kasih kepada PLN, semoga program ini terus berlanjut sehingga bukan hanya memberikan dampak signifikan dalam pengentasan stunting, namun juga menciptakan ekonomi sirkular di Desa Karangkates dan sekitarnya," ungkapnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa sepanjang 2024 PLN telah memberikan bantuan kepada 1.533 anak melalui program penanganan stunting di seluruh Indonesia. Program-program yang telah dilakukan meliputi pemberian nutrisi makanan tambahan pada anak, pemeriksaan ibu hamil dan kesehatan anak, antropometri, serta edukasi kesehatan.
“Pendekatan holistik dalam menangani stunting ini mencakup lebih dari sekadar edukasi gizi dan pemberian nutrisi tambahan. PLN juga memberdayakan masyarakat setempat melalui program yang menciptakan ekonomi sirkular, bekerja sama dengan yayasan serta Non-Governmental Organization (NGO) yang berpengalaman,” ujarnya.
Darmawan menambahkan, Program Zero Stunting Eggcellent di Desa Karangkates ini diharapkan dapat menciptakan ekonomi sirkular di wilayah tersebut, sehingga dapat terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat. Sejak diluncurkan pada Juli 2024, program ini telah mencetak 40 kader desa yang bertugas untuk mengawal keberlanjutan program, seperti memastikan distribusi telur berjalan lancar dan melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala.
“Bantuan ini diharapkan menghasilkan omzet hingga Rp1,8 juta per hari bagi kelompok masyarakat yang mengelola ternak. Pendapatan tersebut digunakan untuk biaya pakan, pemeliharaan, dan keberlanjutan program,” lanjut Darmawan.
PLN berharap program Zero Stunting Eggcellent dapat menjadi model yang berkelanjutan dan memberikan dampak signifikan dalam pengentasan stunting di berbagai daerah di Indonesia. Program ini akan terus dievaluasi secara berkala untuk memastikan pertumbuhan anak-anak yang terlibat dapat meningkat dengan baik.
“Selain untuk anak-anak, telur dari program ini juga dijual dengan harga subsidi kepada warga miskin sekitar desa, dengan harapan bisa meningkatkan asupan gizi masyarakat secara umum,” ungkap Darmawan.
(tim)