Kelima sektor tersebut termasuk tekstil dan produk tekstil (TPT), kimia, otomotif, yang akan ditambah dengan sektor alat kesehatan dan pharmaceutical.
“Dalam 5 tahun ke depan, kita akan fokus ke situ. [Insentif ke depan] pasti ada. Kita akan punya peraturan yang berkaitan dengan pemberian insentif industri pioner. Itu bisa kita berikan insentif banyak di situ,” kata Agus.
Beberapa bulan terakhir, kinerja industri manufaktur Indonesia makin melambat. Bahkan, medio pekan lalu Bank Indonesia (BI) melaporkan aktivitas industri manufaktur masih di fase ekspansi pada kuartal III-2024, tetapi ekspansi itu melambat.
Pada Kamis (17/10/2024), BI mengumumkan Prompt Manufacturing Index (PMI)-BI pada kuartal III-2024 adalah 51,54%. Indeks di atas 50 menandakan industri manufaktur sedang dalam fase ekspansi.
Akan tetapi, ekspansi industri pengolahan melambat, setelah pada kuartal sebelumnya, PMI-BI ada di 51,97%. PMI-BI di 51,54% juga menjadi yang terendah sepanjang 2024.
"Berdasarkan komponen pembentuknya, sebagian komponen berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada Volume Persediaan Barang Jadi, diikuti Volume Produksi dan Volume Total Pesanan. Sementara itu, komponen Kecepatan Penerimaan Barang Pesanan Input dan Penggunaan Tenaga Kerja mencatatkan kontraksi," sebut laporan BI.
Berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), lanjut laporan BI, sebagian besar Sub-LU berada pada fase ekspansi dan menopang kinerja PMI-BI. Indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau diikuti Industi Barang Galian Bukan Logam, serta Industri Mesin dan Perlengkapan.
Pada kuartal IV-2024, tambah laporan BI, PMI-BI masih berada di zona ekspansi. Namun kembali melambat menjadi 51,13%. Jika terwujud, maka menjadi yang terendah sejak kuartal I-2023.
"Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Total Pesanan dan Volume Persediaan Barang Jadi. Mayoritas Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, diikuti Industri Barang Galian Bukan Logam dan Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik," terang laporan BI.
(wdh)