Logo Bloomberg Technoz

Kegiatan dunia usaha melambat, kapasitas produksi terpakai juga menurun, disusul kondisi keuangan yang membunyikan alarm peringatan terkait kondisi likuiditas, juga rentabilitas atau kemampuan perusahaan mencetak laba.

Pada saat yang sama, penggunaan tenaga kerja terindikasi makin rendah mencerminkan rekrutmen yang rendah serta sinyalemen pemutusan hubungan kerja yang masih berjalan.

Hasil survei mengindikasikan, kegiatan usaha melambat pada kuartal III-2024 dibanding kuartal sebelumnya dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 14,40%, lebih rendah dibanding kuartal II-2024 dengan SBT 17,20%.

Perlambatan kegiatan usaha terutama dicatat oleh sektor industri pengolahan, lalu lapangan usaha perdagangan besar dan eceran juga reparasi mobil dan motor, disusul oleh sektor transportasi dan pergudangan, penyediaan makanan dan minum. Juga, sektor jasa keuangan yang mencatat perlambatan pada kuartal III lalu.

Kapasitas produksi yang terpakai juga turun terutama di industri pengolahan. Dunia usaha juga menghadapi kondisi likuiditas yang lebih buruk di mana Saldo Bersih (SB) likuiditas tercatat 20,42%, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya 21,99%.

Sebanyak 5,64% responden survei menjawab kondisi likuiditas mereka 'lebih buruk' saat ini, meningkat dibanding periode sebelumnya. Sementara yang menilai kondisinya lebih baik adalah sebanyak 26,06%, turun dibanding sebelumnya.

Pada saat yang sama, kemampuan perusahaan mencetak laba juga terindikasi menurun yaitu dengan SB 18,46%, lebih rendah dibanding sebelumnya sebesar 20,38%.

Situasi itu akhirnya berimbas juga pada pemakaian tenaga kerja yang juga turun dengan SB jadi 2,91% dibandingkan sebelumnya 4,39%.

Meski investasi masih meningkat, akses kredit perbankan juga dinilai lebih mudah, akan tetapi keyakinan dunia usaha akan kebangkitan kegiatan usaha pada kuartal IV, masih rendah.

Hasil survei memotret, para pelaku usaha kurang optimistis dengan kondisi perusahaan dan kinerjanya pada kuartal ini, terlihat dari penurunan SBT. Terutama di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Kegiatan industri pengolahan juga diperkirakan masih lesu pada kuartal IV tahun ini dan berimbas pada penurunan rekrutmen tenaga kerja.

Upah Buruh Melambat

Survei yang sama menunjukkan, perkembangan upah pada Semester II-2024 melambat dibanding periode sebelumnya, akan tetapi masih stabil dibanding Semester II-2023.

SB perkembangan upah semesteran tercatat sebesar 12,96% di mana 84,88% responden menyatakan upah tetap dan 1,08% upahnya turun. 

Angka SB itu turun tajam dibanding semester 1-2024 yang tercatat 39,34%. Akan tetapi, dibanding semester II-2024 stabil karena ketika itu SB sebesar 12,97%.

Hampir semua lapangan usaha mencatat perlambatan kenaikan upah terutama industri jasa kesehatan dan kegiatan lain, lalu industri pengolahan juga sektor usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.

Penjualan Lesu

Hasil survei kegiatan dunia usaha itu 'klop' dengan survei penjualan ritel yang sebelumnya telah dilansir.

Berdasarkan publikasi Survei Penjualan Eceran, tercatat capaian penjualan ritel pada Agustus tumbuh 1,7% month-on-month (mom) dan naik 5,8% year-on-year (yoy), terdongkrak belanja masyarakat yang meningkat memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.

Setelah momentum belanja Agustusan berakhir, penjualan eceran berpotensi suram kembali. Survei yang sama memperkirakan, penjualan ritel pada September akan terkontraksi alias turun -2,5% mom dan secara tahunan tumbuh melambat sebesar 4,7% yoy

Pada Oktober ini, penjualan ritel diperkirakan masih lesu terindikasi dari Indeks Ekspektasi Penjualan pada Oktober yang tercatat turun ke 139,7. Sedangkan pada November ada potensi kenaikan tipis dengan Indeks Ekspektasi Penjualan naik jadi 144,4. 

Wajah perekonomian yang lesu itu menjadi tantangan Pemerintahan Prabowo yang berambisi mengerek pertumbuhan ekonomi 8%.

Dalam pidato perdana usai diambil sumpah jabatan, Prabowo menyebutkan ambisinya membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya yang ia yakini bisa terjadi paling lambat 4-5 tahun ke depan.

Prabowo juga membidik penyaluran subsidi bantuan pada rakyat melalui kanal langsung memanfaatkan teknologi digital. Makan bergizi gratis akan digeber bagi anak-anak sekolah. Begitu juga kebijakan hilirisasi semua komoditas yang dimiliki akan didorong. 

(rui/aji)

No more pages