Logo Bloomberg Technoz

Tantangan Prabowo: Daya Beli Lesu, Dunia Usaha Hadapi Masa Sulit

Ruisa Khoiriyah
21 October 2024 09:20

Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan ini menandai kalender kerja hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang telah mengambil sumpah jabatan di Gedung MPR/DPR-RI pada Ahad kemarin. Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI, juga telah mengumumkan susunan kabinet yang menyangkut 109 nama menteri, wakil menteri dan pejabat setingkat menteri.

Di awal hari, respon pasar diperkirakan akan positif mengingat kepastian diangkatnya lagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan beberapa nama di kementerian teknis sektor ekonomi yang nyaris tidak terlalu banyak perubahan.

Namun, respon pasar itu mungkin akan menjadi efek jangka pendek karena para investor akan memasang mata tajam-tajam akan kebijakan pemerintahan di bawah mantan jenderal tiga itu, terutama karena Prabowo 'mewarisi' kondisi perekonomian yang kurang 'greget' dari Joko Widodo, Presiden RI ke-6 dan ke-7.

Daya beli masyarakat ditengarai tengah menghadapi tekanan tidak kecil. Sementara dunia usaha juga menghadapi situasi sulit, menunggu adanya kebijakan yang bisa mendukung kebangkitan perekonomian dari kelesuan.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha kuartal III-2024 yang baru saja dilansir oleh Bank Indonesia, memperlihatkan, kondisi dunia usaha tidak sedang baik-baik saja.