"Perkembangan DPK dipengaruhi oleh perlambatan giro korporasi dan tabungan perorangan," ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya pada laman Bank Indonesia, Selasa (24/01/2023).
Giro tercatat tumbuh sebesar 21,1% (yoy) setelah sebelumnya tumbuhu 21,4% (yoy). Tabungan tumbuh 7,4% (yoy). Di sisi lain, simpanan berjangka tumbuh sebesar 2,6% (yoy).
Perkembangan Kredit
Pada Desember 2022, untuk kredit yang disalurkan oleh perbankan tercatat sebesar Rp6,38 triliun atau tumbuh 11% (yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,9% (yoy). Perkembangan penyaluran kredit terjadi pada golongan debitur korporasi yakni 14,5% (yoy) dan perorangan yakni 8,7% (yoy).
Dari jenis penggunaannya, perkembangan penyaluran kredit ini disebabkan oleh kredit modal kerja yang bersumber dari KMK sektor Indsutri pengolahan dan kredit konsumsi. Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 11,7%, kredit konsumsi tumbuh 9,4% (yoy) pada setelah tumbuh 9,1% pada bulan sebelumnya yang disebabkan oleh perkembangan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit multiguna.
Suku bunga simpanan dan Kredit
Pada Desember 2022, suku bunga pinjaman dan simpanan mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan suku bunga acuan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat 9,15%, meningkat 4 bps dibandingkan bulan sebelumnya.
Suku bunga simpanan berjangka tercatat meningkat pada seluruh tenor 1 bulan sebesar 3,96%, 3 bulan sebesar 4,19%, 6 bulan sebesar 4,17%, 12 bulan sebesar 4,71% dan 24 bulan sebesar 5,11%.
Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Perry Warjiyo, Gubernur BI mengatakan bahwa naiknya suku bunga acuan ini untuk menjaga laju inflasi.
"Kebijakan suku bunga BI akan diarahkan untuk memastikan inflasi akan kembali kepada sasaran. Saat ini target inflasi BI masih di kisaran 2-4%," ujarnya.
(krz/evs)