Logo Bloomberg Technoz

"Tim segera melakukan pemeriksaan, tetapi api makin membesar dan menyebabkan ledakan, sehingga semua karyawan dievakuasi dari area tersebut," jelas Katri.

Tim Tanggap Darurat PTFI segera diaktifkan dan bersama pemadam kebakaran internal PTFI, mereka merespons kejadian ini. Tim keamanan dan keselamatan melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada karyawan yang terjebak di lokasi.

Peresmikan produksi Smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik, Senin (23/9/2024). (Tangkapan Layar Youtube Setpres)

Adapun kebakaran makin membesar, sehingga bantuan tambahan dari Pemadam Kebakaran Surabaya, Petrokimia Gresik, dan kawasan industri Maspion dikerahkan. 

Namun, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.30 WIB, dan proses pendinginan dilakukan untuk memastikan kondisi aman.

Dampak Produksi

PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) memperkirakan target produksi katoda tembaga dari smelter milik PTFI di KEK Gresik, Jawa Timur tidak akan tercapai, menyusul peristiwa kebakaran yang terjadi di fasilitas pemisahan gas bersih atau gas cleaning plant.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo belum menjelaskan dengan lengkap ihwal perubahan target produksi smelter Manyar pada akhir tahun ini, tetapi memastikan Freeport Indonesia bakal melakukan perhitungan ulang.

“Akhir tahun kan memang direncanakan produksi penuh, tetapi mungkin tidak bisa sampai 750.000 ton, nanti kita lihat. Kita masih berupaya, inginnya tetap [bisa produksi] penuh. Kita mesti estimasi ulang lagi, belum tahu [berapa target produksi],” ujar Dilo saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).

Bahlil: Kalau Tak Mau Kebakar, Jangan Bikin

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengisyaratkan peristiwa kebakaran yang terjadi di smelter PTFI masih dalam kategori wajar.

Bahlil menggarisbawahi peristiwa kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena Freeport mengikuti standard operating procedure (SOP) yang ada.

“Smelter asam sulfat Freeport terbakar, tetapi alhamdulillah tidak ada yang meninggal. [...] Ya kalau persoalan terbakar, ya kalau tidak mau terbakar, jangan bikin pabrik kan? [Hal] yang terpenting adalah terbakar jangan ada orang yang kena, jangan mati,” ujar Bahlil dalam agenda Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Indonesia (UI), Rabu (16/10/2024).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia usai serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Senin (19/8/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Relaksasi Ekspor Konsentrat?

Kalangan ahli pertambangan menilai pemerintah perlu melakukan penyesuaian terhadap relaksasi ekspor konsentrat tembaga akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada fasilitas pemisahan gas bersih atau gas cleaning plant di smelter milik PTFI di KEK Gresik.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan hal itu dilakukan agar konsentrat yang tidak bisa diserap di dalam negeri, bisa diekspor. Kebijakan ini bisa mencegah terhambatnya produksi tambang. 

Menurut dia, kebakaran tersebut bakal berdampak terhadap rencana produksi smelter Freeport secara keseluruhan. 

“Sebab saat ini sedang dilakukan testing, commissioning serta ramp-up produksi. Sehingga tentu akan menghambat jadwal produksi secara keseluruhan seperti yang ditargetkan,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, Kamis (17/10/2024). 

Sebelum peristiwa kebakaran, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan jadwal produksi penuh smelter adalah Januari 2025, mundur dari target awal pada Desember 2024.

Sementara, Bahlil mengonfirmasi pemerintah kemungkinan bakal membuka peluang untuk kembali memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga usai Desember 2024 kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Bahlil mengatakan larangan ekspor konsentrat bakal kembali diundur 1—2 bulan dari tenggat yang ditargetkan sebelumnya, yaitu pada Desember 2024.

Hal ini dilakukan karena pabrik pemurnian atau smelter katoda tembaga yang dibangun oleh kedua perseroan belum dapat berproduksi 100% akhir tahun ini. Walhasil, keran ekspor konsentrat tembaga bakal diberikan sebesar volume yang belum mampu diserap oleh smelter.

“Freeport peak-nya diagendakan Desember. Kalau katakanlah pabriknya belum bisa cover 100% karena ada hal yang bisa dipertanggungjawabkan, kita mungkin ulur [larangan ekspor konsentrat tembaga], tetapi paling tidak 1—2 bulan. Kemungkinan ke AMNT juga,” ujar Bahlil saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (13/10/2024).

(ain)

No more pages