Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Jawara Asia Pekan Ini Berkat 'SMI Effect' & BI Rate

Ruisa Khoiriyah
19 October 2024 09:20

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan penting berakhir dengan manis untuk rupiah yang membukukan penguatan nilai terbaik di Asia. Pada pekan BI rate diputuskan dan sentimen kepastian penunjukkan lagi Menteri Keuangan Sri Mulyani di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto, rupiah berhasil bertahan positif di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang terpicu tensi geopolitik global yang tinggi dan dinamika Pilpres AS.

Sepanjang pekan ini, rupiah spot membukukan penguatan mingguan 0,74% dan ditutup di level Rp15.465/US$ pada perdagangan Jumat kemarin. Sementara rupiah JISDOR (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) atau kurs tengah Bank Indonesia, bahkan membukukan penguatan mingguan lebih besar, hingga 0,91% ke level Rp15.466/US$.

Penguatan rupiah pekan ini cukup istimewa karena terjadi di tengah indeks dolar AS yang bergerak perkasa juga, dengan kenaikan 0,6% ke level 103,49. 

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia, kembali bangkit menyusul ketegangan yang tajam di Timur Tengah. Dolar AS juga makin berotot ketika berbagai data terbaru makin menunjukkan ketangguhan perekonomian terbesar di dunia itu. Selain, dengan kian dekatnya Pemilu AS bulan depan, pasar terlihat semakin menaikkan taruhan akan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS kelak.

Namun, rupiah berhasil bertahan, mengungguli mata uang Asia lain yang mayoritas melemah. Pekan lalu, selain rupiah, hanya ada dua mata uang Asia lain yang mampu menguat terhadap dolar AS, yakni baht yang naik 0,54%, lalu dolar Taiwan 0,36%.