Pada kesempatan sama, Menhub Budi Karya Sumadi menuturkan Bandara Dhoho merupakan bukti bahwa pihak swasta punya komitmen yang kuat untuk membangun konektivitas di tanah air.
Di sisi lain, berdasarkan survei Kemenhub, Budi menyampaikan potensi penumpang dari dan menuju Kediri terbilang besar, terutama untuk perjalanan haji dan umrah. Dia pun mengimbau agar masyarakat Kediri dan sekitarnya menggunakan Bandara Dhoho untuk menuju ke Tanah Suci.
"Terkait haji dan umrah, kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Agama. Tapi, satu hal yang pasti, saya mengimbau masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk melakukan perjalanan haji dan umrah melalui Bandara Dhoho, yang notabene jaraknya lebih dekat daripada Bandara Juanda di Surabaya," kata Budi.
Budi menekankan Bandara Dhoho tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, melainkan juga diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi perekonomian dan kehidupan sosial di wilayah Kediri dan sekitarnya.
Secara spesifik, bandara ini diharapkan bisa membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor, seperti transportasi, pariwisata, dan perhotelan, serta mendukung sejumlah sektor lainnya, seperti pertanian, peternakan hingga perkebunan.
"Saya yakin Bandara Dhoho akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Kediri. Karena itu, saya sangat berharap agar Pemerintah Daerah Kediri dapat berperan aktif untuk mempromosikan keberadaan bandara ini," pungkasnya.
Sekadar catatan, Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu didarati oleh pesawat berjenis wide-body. Sejak soft launching pada 5 April 2024 lalu, bandara ini telah melayani lebih dari 20.000 penumpang, dengan 175 pergerakan pesawat.
(prc/ros)