Logo Bloomberg Technoz

Penyebab Kelesuan Dolar

Apa boleh buat, dolar memang sedang tidak kuat, Tidak cuma di Asia, tetapi juga di tataran global.

Pada pukul 15:22 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,16% ke 103,618.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Aksi jual terhadap aset-aset berbasis dolar AS melemahkan mata uang Negeri Paman Sam. Salah satunya di obligasi, yang membuat imbal hasil (yield) surat utang tenor 10 tahun relatif stagnan di 4,095%.

Data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam tidak membuat dolar AS perkasa. Penjualan ritel pada September tumbuh 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang naik 0,1%.

Sementara klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) tercatat 241.000 pada pean yang berakhir 12 Oktober. Turun 19.000 dibandingkan pekan sebelumnya.

Meski ekonomi AS masih solid, tetapi bank sentral Federal Reserve sepertinya tetap akan menurunkan suku bunga acuan pada rapat bulan depan. Berdasarkan CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November mencapai 92,1%.

“Data yang kuat akan mendorong sebagian peserta rapat The Fed untuk tidak menurunkan suku bunga pada November. Namun Gubernur Jerome Powell sepertinya tidak akan terpengaruh dengan keputusan penurunan 25 bps,” tegas Ellen Zentner dari Morgan Stanley Wealth Management, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Saat suku bunga turun, maka mengoleksi aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang menguntungkan. Akibatnya, reli penguatan dolar pun terhenti.

(aji)

No more pages