Namun, saat berbicara bersama Zelensky pada konferensi pers lainnya, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan tidak ada bukti bahwa tentara Korut terlibat dalam pertempuran Rusia dengan Ukraina.
Rusia minggu lalu menepis laporan tentang pengerahan pasukan Korut, mereka menyebutnya dengan "satu lagi berita palsu."
Pengerahan tersebut, jika dikonfirmasi, akan menandai langkah besar dalam kerja sama Pyongyang dengan Moskow setelah pada Juni lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korut Kim Jong Un sepakat memberikan bantuan militer segera jika salah satu dari mereka diserang. Korut memiliki sekitar 1,28 juta tentara aktif, menurut buku putih pertahanan Korea Selatan.
Washington dan Seoul menuduh Kim mengirim peluru artileri dan rudal balistik ke Rusia untuk membantu Kremlin. Tuduhan ini dibantah oleh Pyongyang dan Moskow.
Sebagai imbalan atas senjata tersebut, Rusia telah mengirimkan bantuan yang telah menopang ekonomi Korut dan membantu Kim memajukan program persenjataannya, kata Seoul dan Washington.
Pernyataan Zelensky ini muncul saat pemerintah Barat berjuang untuk mempertahankan dukungan publik atas usaha Kyiv melawan Rusia, yang telah berlangsung selama lebih dari dua setengah tahun. Kewaspadaan ini telah memberi tekanan pada Zelenskiy untuk mulai memperhitungkan akhir dari konflik tersebut.
Zelensky menyampaikan "rencana kemenangannya" kepada para anggota parlemen di Kyiv, Rabu (16/10/2024), menguraikan persyaratan untuk mengakhiri invasi Rusia. Ia dengan tegas menolak untuk menerima konsesi atas perolehan teritorial atau memasuki proses yang akan mengakibatkan konflik yang berkepanjangan.
(bbn)
