Logo Bloomberg Technoz

Untung Rugi Prabowo Pakai Menteri Era Jokowi Urus Ekonomi RI

Azura Yumna Ramadani Purnama
18 October 2024 13:10

Pertemuan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka, dan Jokowi di Solo. (Dok. IG @Jokowi)
Pertemuan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka, dan Jokowi di Solo. (Dok. IG @Jokowi)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai banyaknya Menteri Ekonomi era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali menjabat di era Presiden terpilih Prabowo Subianto karena alasan ruang fiskal yang sempit. Pengalaman para menteri tersebut diharapkan bisa jadi cara mudah untuk memahami persoalan anggaran tersebut. 

Direktur sekaligus Ekonom CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira menjelaskan, penyempitan ruang fiskal tengah menjadi isu besar yang dihadapi pemerintahan Prabowo. Salah satu masalah fiskal yang harus dikelola dalam jangka pendek adalah utang jatuh tempo pada era pemerintahannya menjulang tinggi dan bunga utangnya mencapai Rp1.350 triliun.

“Jadi karena Sri Mulyani dan Airlangga memahami bagaimana beban utang yang sangat besar dan itu sebagian utang terjadikan pada saat era Jokowi. Pembangunan infrastruktur, penanganan Covid-19, untuk belanja rutin utangnya,” kata Bhima kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (18/10/2024).

Dengan demikian, ia menilai penunjukkan kembali Menteri Ekonomi era Jokowi dianggap dapat membantu menyelesaikan utang jatuh tempo. Bahkan, berdasarkan perhitungannya utang jatuh tempo jika ditambahkan utang baru untuk menutup defisit anggaran totalnya bisa mencapai Rp1.700 triliun.

“Mencari utang harus ditutup dengan pembayaran utang baru lagi. Nah ini dianggap Menteri-Menteri ekonomi era Jokowi lebih paham itu,” tegas Bhima.