Logo Bloomberg Technoz

Mengutip Bloomberg News, kenaikan harga emas kemarin disebabkan oleh peningkatan tensi konflik Timur Tengah. Israel mengklaim bahwa mereka telah menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Biasanya emas menjadi pilihan investor saat situasi geopolitik maupun ekonomi sedang tidak menentu.

Ketegangan di Timur Tengah menutupi sentimen rilis data di Amerika Serikat (AS). Penjualan ritel pada September tumbuh 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang naik 0,1%.

Sementara klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) tercatat 241.000 pada pean yang berakhir 12 Oktober. Turun 19.000 dibandingkan pekan sebelumnya. 

Perkembangan ini membuat ekspektasi akan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Federal Reserve sedikit memudar. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November adalah 87,7%. Lebih rendah dibandingkan kemarin yang mencapai 93,7%.

Sementara kemungkinan Federal Funds Rate bertahan di 4,75-5% adalah 12,3%. Lebih tinggi ketimbang kemarin yang sebesar 6,3%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.

Namun, sentimen perkiraan arah suku bunga tersebut tertutup oleh ketegangan di Timur Tengah. Akibatnya, harga emas masih bisa naik bahkan mencetak rekor baru.

(aji)

No more pages