Logo Bloomberg Technoz

Perubahan prakiraan tersebut mencerminkan penjualan ritel AS yang kuat pada September melampaui ekspektasi, menandakan belanja konsumen tangguh dan terus menggerakkan ekonomi.

Data tersebut menyusul laporan pekerjaan yang kuat dan angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis awal bulan ini. Laporan tersebut memperkuat pandangan bahwa AS sama sekali tidak sedang menuju resesi.

“Ada jalan sempit menuju jeda The Fed pada November, tetapi kemungkinan akan membutuhkan setiap laporan ekonomi penting antara sekarang dan saat itu yang menunjukkan ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan,” kata Matthew Weller dari Forex.com dan City Index.

“Terlepas dari apa yang dilakukan The Fed pada November, proyeksi arah suku bunga hingga tahun 2025 dan seterusnya lebih tinggi daripada yang terjadi dalam beberapa minggu.”

Imbal hasil obligasi dua tahun Treasury menyentuh level tertinggi minggu ini. (Bloomberg)

Di Asia, investor akan tetap fokus pada China, di mana data produk domestik bruto untuk kuartal ketiga diharapkan akan menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dalam enam kuartal terakhir.

Data harga rumah, produksi industri, dan penjualan ritel juga akan dirilis hari ini, memberikan kejelasan lebih lanjut bagi investor yang masih bergulat dengan stimulus ekonomi. Pengumuman kebijakan China yang diumumkan pada minggu-minggu sebelumnya telah membuat pasar saham China bergejolak.

Di sisi lain, inflasi inti Jepang melambat jadi 2,5% seperti yang diharapkan. Yen sedikit melemah setelah melewati level psikologis 150 per dolar kemarin, sehingga risiko intervensi pemerintah kembali menjadi fokus.

Melalui laporan perusahaan, saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co yang terdaftar di AS menyentuh rekor tertinggi setelah pembuat cip ini melampaui estimasi triwulanan dan menaikkan targetnya untuk pertumbuhan pendapatan tahun 2024. Prospek bullish menyebar ke saham Nvidia Corp, yang mengalami reli.

(bbn)

No more pages