Namun investor tetap perlu waspada, karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 94,26. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, harga emas menjadi rentan terkoreksi. Maklum, kenaikan harganya memang sudah begitu tinggi, bahkan sampai mencapai rekor.
Cermati pivot point di US$ 2.672/troy ons. Dari sini, target support terdekat ada di US$ 2.667/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka US$ 2.649/troy ons yang merupakan MA-10 bisa menjadi target berikutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.699/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membuat harga emas naik lagi ke arah US$ 2.713/troy ons.
Timur Tengah vs Suku Bunga
Mengutip Bloomberg News, kenaikan harga emas kemarin disebabkan oleh peningkatan tensi konflik Timur Tengah. Israel mengklaim bahwa mereka telah menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Biasanya emas menjadi pilihan investor saat situasi geopolitik maupun ekonomi sedang tidak menentu.
Ketegangan di Timur Tengah menutupi sentimen rilis data di Amerika Serikat (AS). Penjualan ritel pada September tumbuh 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang naik 0,1%.
Sementara klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) tercatat 241.000 pada pean yang berakhir 12 Oktober. Turun 19.000 dibandingkan pekan sebelumnya.
Perkembangan ini membuat ekspektasi akan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Federal Reserve sedikit memudar. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November adalah 87,7%. Lebih rendah dibandingkan kemarin yang mencapai 93,7%.
Sementara kemungkinan Federal Funds Rate bertahan di 4,75-5% adalah 12,3%. Lebih tinggi ketimbang kemarin yang sebesar 6,3%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Namun, sentimen perkiraan arah suku bunga tersebut tertutup oleh ketegangan di Timur Tengah. Akibatnya, harga emas masih bisa naik bahkan mencetak rekor baru.
(aji)