Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih memiliki potensi penguatan pada perdagangan hari terakhir pekan ini, meski masih dibayangi oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan kenaikan. 

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia pada penutupan perdagangan di New York kemarin, ditutup menguat di level 103,77. 

Penguatan nilai dolar AS ditengarai karena beberapa faktor mulai dari peningkatan ketegangan di Timur Tengah, juga makin dekatnya Pemilu AS di mana pasar disebut priced-in kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS mendatang. Di sisi lain, data ekonomi AS terbaru menunjukkan, ekonomi negeri itu begitu tangguh dengan kinerja penjualan ritel pada September naik 0,4% dibanding Agustus yang 0,1%.

Sedangkan klaim pengangguran awal sampai pekan yang berakhir 12 Oktober, tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya di melampaui ekspektasi pasar.

Kombinasi faktor itu menaikkan ekspektasi pasar akan prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) bulan depan. Mengacu CME Fedwatch, para traders kini menaikkan taruhan bahwa bunga The Fed mungkin akan ditahan pada FOMC November dengan probabilitas naik jadi 12,3%. Sedangkan peluang penurunan 25 bps mencatat probabilitas 87,7%.

Di tengah berbagai variabel tersebut, rupiah di pasar offshore masih mampu menguat di mana rupiah NDF-1M ditutup naik nilainya 0,28% dini hari tadi di level Rp15.544/US$ dan pagi ini makin menguat di Rp15.532/US$. Begitu juga rupiah NDF-1W yang juga menguat 0,28% mengakhiri hari dan pagi ini bergerak naik di Rp15.517/US$.

Sedang di pasar spot kemarin, rupiah yang dibuka lemah akhirnya berbalik arah dan ditutup menguat di level Rp15.495/US$ 

Dari dalam negeri, rupiah masih mendapatkan dukungan dari keputusan Bank Indonesia menahan bunga acuan pada Rabu lalu. Arus modal asing masih negatif di pasar domestik.

Data Bloomberg mencatat, selama Oktober ini, asing masih membukukan net outflows senilai US$354,4 juta month-to-date. Meski bila menghitung sepekan, asing mulai inflows US$59,9 juta didukung oleh arus masuk di pasar saham dan mengantar indeks memecahkan rekor kemarin. 

(rui/aji)

No more pages