Logo Bloomberg Technoz

Meski Dolar AS Perkasa, Rupiah Bisa Lanjutkan Penguatan

Tim Riset Bloomberg Technoz
18 October 2024 06:15

Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih memiliki potensi penguatan pada perdagangan hari terakhir pekan ini, meski masih dibayangi oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan kenaikan. 

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia pada penutupan perdagangan di New York kemarin, ditutup menguat di level 103,77. 

Penguatan nilai dolar AS ditengarai karena beberapa faktor mulai dari peningkatan ketegangan di Timur Tengah, juga makin dekatnya Pemilu AS di mana pasar disebut priced-in kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS mendatang. Di sisi lain, data ekonomi AS terbaru menunjukkan, ekonomi negeri itu begitu tangguh dengan kinerja penjualan ritel pada September naik 0,4% dibanding Agustus yang 0,1%.

Sedangkan klaim pengangguran awal sampai pekan yang berakhir 12 Oktober, tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya di melampaui ekspektasi pasar.

Kombinasi faktor itu menaikkan ekspektasi pasar akan prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) bulan depan. Mengacu CME Fedwatch, para traders kini menaikkan taruhan bahwa bunga The Fed mungkin akan ditahan pada FOMC November dengan probabilitas naik jadi 12,3%. Sedangkan peluang penurunan 25 bps mencatat probabilitas 87,7%.