Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Kritisi Daya Beli Turun Akibat Sektor Riil Mandek

Azura Yumna Ramadani Purnama
17 October 2024 19:20

Pedagang berjualan melalui media sosial di Pasar Tanah Abang, Rabu (2/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang berjualan melalui media sosial di Pasar Tanah Abang, Rabu (2/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom dan Pengamat Perbankan Binus Doddy Ariefianto menilai penurunan daya beli terjadi akibat sektor riil  tidak berjalan dengan baik alias mandek.

Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat terganggu. “Salah satu penyebab daya beli kan pendapatannya kita punya masalah, sektor riil-nya tidak berjalan baik,” ucap Doddy ketika dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (17/10/2024).

Ia menyebutkan bahwa deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun di tengah naiknya angka Pemutusan Hak Kerja (PHK), menjadi salah satu tanda daya beli menurun.

Dalam kaitan itu, Bank Indonesia (BI) baru saja merelaksasi kebijakan loan to value/financing to value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100% dan uang muka Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 0%.

Doddy menilai, kebijakan BI merupakan upaya regulator menopang pelambatan daya beli masyarakat. Sekaligus menyambut kebijakan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sektor properti yang digagas Kementerian Keuangan.