Jadi, boleh dibilang rupiah adalah mata uang terbaik di Asia walau hanya menguat tipis. Situasi yang berbalik 180 derajat itu tentu sebuah prestasi yang impresif.
Suku Bunga
Sepertinya pasar mengapresiasi keputusan Bank Indonesia (BI). Kemarin, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6%.
Di level Asia Tenggara, keputusan BI boleh dibilang 'agak lain'. Sebab, pada hari yang sama bank sentral Filipina dan Thailand memangkas suku bunga acuan masing-masing 25 basis poin (bps). Ini membuat aset-aset berbasis rupiah lebih menarik ketimbang di negara-negara tersebut.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menilai sebenarnya rupiah masih lebih baik ketimbang mata uang negara-negara tetangga. Dalam sebulan ini, performa rupiah lebih baik ketimbang dolar Singapura atau peso Filipina.
“Ini yang membuat BI lebih tenang dan memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan,” sebut Satria dalam risetnya.
Akan tetapi, lanjut Satria, rupiah saat ini masih diperdagangkan dekat dengan level kritisnya. Bahkan bukan tidak mungkin rupiah bakal melemah hingga ke level Rp 16.000/US$.
“Jika dolar AS menembus level resisten di Rp 15.699, maka butuh intervensi lebih banyak dari BI,” tegas Satria.
(aji)