Keputusan ini selaras dengan perkiraan pasar. Konsensus 41 Analis/Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menghasilkan median 6% untuk BI Rate.
Keputusan tersebut guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Fokus kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
“Fokus kebijakan moneter pada jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” jelas Perry.
Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, pasar merespon positif hasil RDG BI dan press conference yang menyertainya.
RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6%.
“Hal yang menarik adalah BI membuka peluang pemangkasan lanjutan pada suku bunga acuan tergantung dengan perkembangan kondisi inflasi, nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi,” mengutip riset Phintraco.
(fad)