Logo Bloomberg Technoz

RI Negara Agraris, tetapi Defisit Sektor Pertanian Tembus Rp59 T

Pramesti Regita Cindy
17 October 2024 15:00

Petani beraktivitas di persawahan Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petani beraktivitas di persawahan Karawang, Jawab Barat, Rabu (24/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Kementerian Perdagangan menekankan pentingnya peran pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sayangnya, neraca perdagangan sektor ini masih terus mencatatkan defisit.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Fajarini Puntodewi mencatat kinerja neraca perdagangan produk pertanian Indonesia selama 5 tahun terakhir terus mengalami defisit, bahkan mencapai US$3,81 miliar (sekitar Rp59,01 triliun) pada periode Januari hingga Juli tahun ini.

"Pada tahun ini periode Januari—Juli [2024], defisitnya mencapai US$3,81 miliar. Jadi tentu ini merupakan satu PR, PR bersama," kata Fajarini dalam agenda Gambir Trade Talk, di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Di satu sisi, sektor pertanian menyumbang 13,78% secara anual terhadap perekonomian nasional, menjadikannya kontributor terbesar kedua dengan pertumbuhan sebesar 3,25% secara tahunan.

"Sehingga tentunya ini merupakan angka yang positif ya, kita tentu optimistis bahwa sektor pertanian ini bisa menjadi andalan Indonesia. Baik untuk itu tadi ya, menumbuhkan pertumbuhan ekonomi nasional, dan yang penting juga meningkatkan devisa kita."