Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Rabu (16/10/2024) untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6% merupakan keputusan yang diambil demi menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Bank Danamon Hosianna Situmorang menjelaskan, BI pada akhirnya mempertahankan BI-Rate pada RDG bulan ini untuk mendukung stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
“Penekanan pada kebijakan moneter jangka pendek bertujuan untuk menstabilkan Rupiah di tengah meningkatnya volatilitas pasar keuangan. Pada saat yang sama, membaiknya angka pengangguran di AS dapat mempengaruhi ekspektasi mengenai potensi penurunan suku bunga The Fed,” kata Hosianna dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (17/10/2024).
Senada, Ekonom Senior & Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai keputusan tersebut dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Ia menyebut, meningkatnya ketidakpastian global tersebut tercermin oleh indeks dolar AS (DXY) yang berada di atas ambang 100 yakni sekitar 103, serta tekanan pada beberapa mata negara berkembang termasuk Rupiah.
“Ditahannya BI rate diharapkan dapat mencegah atau menahan posisi Rupiah ke depannya tidak semakin melemah meskipun ada ekspektasi the Fed bakal menaikkan Fed Rate masing-masing sebesar 25bps pada pertemuan November dan Desember mendatang,” kata Ryan dalam keterangan resminya.
Adapun, terkait pertumbuhan kredit, Hosianna menilai BI masih akan menerapkan kebijakan makroprudensial yang longgar, dengan fokus pada sektor-sektor prioritas seperti UMKM dan ekonomi hijau.
Sependapat, Ryan juga memandang BI tidak mengubah stance kebijakan moneternya tetap pro-stability dengan memberikan ruang bagi perekonomian melalui kebijakan makroprudensial yang cenderung tetap pro pertumbuhan.
Lebih lanjut, Hosianna menyatakan kedepannya dengan inflasi yang terkendali BI masih melihat adanya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan.
“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sambil memantau stabilitas rupiah untuk mengantisipasi arah suku bunga The Fed dan pergerakan DXY,” terang Hosianna.
Seperti diketahui, BI memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate di level 6%. Pengumuman ini merupakan hasil RDG BI edisi Oktober 2024.
"Suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (16/10/2024).
(azr/roy)