Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di 6% belum banyak membantu rupiah. Bulan ini, rupiah sudah melemah hampir 3%.
Penyebabnya adalah dolar AS yang terlalu perkasa. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menjalani reli dengan penguatan 2,45%.
Mengutip Bloomberg News, Daragh Maher dari HSBC Securities America Inc memperkirakan dolar AS bisa terus menguat hingga tahun depan. Dia memperkirakan Dollar Index bisa naik ke kisaran 105, dari saat ini di 103.
Ini karena ekonomi AS masih solid. Walau inflasi melambat, tetapi secara umum ekonomi Negeri Paman Sam masih kuat.
“Pasar masih nyaman menggenggam dolar,” ujarnya.
Selain itu, tambah Maher, ketidakpastian pun masih tinggi. Akibatnya, investor akan cenderung memilih bermain aman dan memegang aset berkualitas (flight to quality) sehingga dolar AS masih akan menjadi primadona.
Akibatnya, mata uang berbagai negara (terutama negara berkembang) menjadi tertekan. Rupiah tidak terkecuali.
(aji)