Logo Bloomberg Technoz

"Ini hasil yang lemah," kata Yayoi Sakanaka, ekonom senior di Mizuho Research & Technologies, seraya menambahkan, ekspor neto kemungkinan akan menjadi hambatan pada kuartal ketiga.

"Melihat ke depan, meskipun yen sedikit melemah lagi, saya pikir ini tidak akan menjadi pendorong bagi eksportir" lantaran faktor-faktor lain yang lebih kuat lebih berperan, seperti penguatan ekspor China yang kemungkinan akan mengalahkan pengiriman dari Jepang.

Ekspor yang melemah mencerminkan pertumbuhan global yang lesu di tengah meningkatnya ketidakpastian terkait prospek ekonomi negara-negara besar. Pengiriman ke China turun 7,3%, membalikkan kenaikan 5,2% bulan sebelumnya, sedangkan pengiriman ke AS dan Eropa masing-masing turun 2,4% dan 9%.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) baru-baru ini menyatakan, perdagangan barang global pada tahun 2025 akan tumbuh lebih rendah dari perkiraan awal. Pasalnya meningkatnya ketidakstabilan membebani aktivitas ekonomi dan mengancam akan mengganggu pengiriman.

Namun, bank sentral telah mulai memangkas suku bunga untuk menghindari perlambatan yang lebih dalam. Bulan lalu, Federal Reserve (The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga setengah poin persentase untuk menopang ekonomi, menyusul keputusan serupa oleh mitranya di Eropa. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan hari ini.

Bank of Japan (BOJ) memantau tren-tren global dengan saksama, terutama di AS dan China, kata Deputi Gubernur Ryozo Himino minggu lalu. Himino menyatakan data ketenagakerjaan dan konsumsi di negara-negara tersebut semakin penting bagi keputusan BOJ.

Dalam pernyataan kebijakan bulan lalu, bank sentral mencatat bahwa ekonomi luar negeri secara umum mengalami pertumbuhan moderat.

BOJ akan bertemu pada akhir bulan ini. Sebagian besar ekonom memperkirakan mereka akan mempertahankan kebijakan saat ini, menurut survei Bloomberg bulan lalu.

"Meskipun ekonomi luar negeri yang lemah menjadi salah satu rintangan bagi BOJ untuk menaikkan suku bunga, saya yakin bank lebih fokus pada harga domestik dan tingkat nilai tukar," kata Sakanaka dari Mizuho.

Mata uang Jepang masih menjadi sumber ketidakpastian lainnya, yen mendekati level 150 terhadap dolar. Menteri Keuangan Katsunobu Kato baru-baru ini mengatakan ia akan mencermati dampak positif dan negatif dari pergerakan yen terhadap bisnis Jepang.

Meskipun yen yang lemah dapat meningkatkan keuntungan eksportir, yen juga meningkatkan harga impor, yang berdampak pada rumah tangga melalui peningkatan biaya.

Menurut kementerian tersebut, dalam laporan perdagangan September, yen rata-rata berada pada level 144,27 terhadap dolar, 1,5% lebih kuat dari tahun lalu.

(bbn)

No more pages