Logo Bloomberg Technoz

Ini juga sekaligus menjadi perlambatan mingguan terdalam sejak 2015, di luar saat pandemi Covid-19.

Data ini mencerminkan bahwa permintaan di AS melandai. Sesuatu yang bisa berujung pada perlambatan laju inflasi. Ketika inflasi melambat dengan stabil, maka akan ada cukup alasan bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan.

Mengutip CME FedWatch Tools pagi ini, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%–4,75% pada November tetap terjaga mencapai 90,7%. Jauh meningkat ketimbang pekan sebelumnya di 80,3%.

Probabilitas Federal Funds Rate pada November (Sumber: CME FedWatch)

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, dari sisi makroekonomi, investor tetap terpikat oleh suku bunga AS dan pergeseran ekspektasi penurunan suku bunga setelah data memperlihatkan ketahanan ekonomi AS dan kenaikan tipis pada inflasi.

“Pelaku pasar melihat peluang 95% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps oleh Federal Reserve bulan depan, dibandingkan dengan peluang 50% sebulan sebelumnya ketika para pelaku pasar condong pada pemangkasan sebesar 50 bps,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Investor juga mencerna lebih lanjut terhadap berbagai langkah-langkah stimulus untuk ekonomi terbesar kedua di negara itu, China.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Agenda penting berikutnya adalah jumpa pers oleh Menteri Perumahan hari ini Kamis, waktu setempat.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping telah meminta pejabat Pemerintah untuk melakukan segala upaya pada Kuartal IV-2024 guna membantu negara tersebut memenuhi target pertumbuhan tahunannya di angka 5%.

Menteri Ni Hong akan menjadi pejabat ekonomi senior terbaru yang berbicara di depan umum mengenai perubahan arah Pemerintah untuk menstabilkan pertumbuhan, setelah Gubernur People's Bank of China (PBOC) Pan Gongsheng, Menteri Keuangan Lan Fo'an, dan ketua badan perencanaan ekonomi negara tersebut, Zheng Shanjie.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur edisi Oktober 2024. Sesuai dengan perkiraan pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan BI Rate.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15–16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di posisi 6%, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan ini senada dengan perkiraan pasar. Konsensus 41 Analis/Ekonom yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median 6% untuk BI Rate.

Keputusan ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Fokus kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Pergerakan BI Rate di 2024 (Bloomberg)

“Fokus kebijakan moneter pada jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” jelas Perry.

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar merespon positif hasil RDG BI dan press conference yang menyertainya.

RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6%.

Hal yang menarik adalah BI membuka peluang pemangkasan lanjutan pada suku bunga acuan tergantung dengan perkembangan kondisi inflasi, nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi.

“Masih dari dalam negeri, pasar terus mencermati perkembangan petunjuk mengenai nama-nama yang akan mengisi pos-pos Menteri menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu, 20 Oktober 2024,” mengutip riset Phintraco.

Dalam risetnya, IHSG kembali bergerak sesuai perkiraan dengan lanjutkan penguatan ke kisaran 7.650 di Rabu (17/10). 

“Secara teknikal, IHSG kembali ke atas MA-20 dan lanjutkan penyempitan negative slope MACD. Dengan demikian, IHSG masih berpeluang lanjutkan penguatan untuk uji level 7.700 dan membentuk pola three white candles di Kamis (17/10).”

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi AUTO, ACES, GJTL, SIDO, AKRA, MEDC, dan UNTR.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG mulai menembus resisten MA-20, 

“Trend masih Bullish dan masih berpotensi melanjutkan penguatan ke resisten berikutnya di 7.910,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (16/10/2024).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG kembali turun di bawah support 7.454.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, ELSA, MAHA, dan TLKM.

(fad/aji)

No more pages