BCA Bidik 'Green Financing' dan Kredit Sektor Hilirisasi
Ruisa Khoiriyah
17 October 2024 05:30
Bloomberg Technoz, Labuan Bajo - Bank swasta terbesar di Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), berencana menggenjot penyaluran kredit di segmen bisnis berkelanjutan (green financing), seiring dengan prospek yang cerah di masa mendatang.
Saat ini, proporsi pembiayaan hijau atau green. financing yang sudah disalurkan oleh Bank BCA mencapai 25% dari keseluruhan portofolio kredit yang tersalur. Proporsi green financing itu setara dengan Rp200 triliun. Sampai semester 1-2024, BCA telah menyalurkan kredit senilai Rp850 triliun.
"Saat ini portofolio green financing BCA sudah mencapai 25% dari total keseluruhan kredit. Kami masuk ke sektor yang berhubungan dengan keberlanjutan [sustainability] sepert geothermal, angin, air atau energi terbarukan agar sektor itu bisa berkembang lebih luas," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk Hera F. Haryn, di tengah acara kegiatan sosial CSR di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/10/2024).
Sementara itu, terkait penyaluran kredit di segmen komoditas hortikultura seperti perkebunan sawit, BCA menerapkan seleksi yang ketat. "Kami sangat selektif menyalurkan pembiayaan hanya pada perusahaan sawit yang memperoleh sertifikat RSPO dan ISPO. Dua syarat itu harus dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan pada kami," jelas Hera.
Green financing secara umum dipahami sebagai investasi atau pembiayaan untuk proyek pembangunan berkelanjutan, inisiatif maupun produk lingkungan dan kebijakan yang mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan. Dalam konteks industri keuangan, green financing menunjuk pada dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari harmoni antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.