Padahal sebagai indra yang sangat penting, gangguan pada mata bisa membuat kualitas hidup seseorang memburuk, termasuk tidak bisa meningkatkan nilai ekonomi di kemudian hari terlebih bila gangguan memburuk hingga kebutaan.
Berangkat dari kepedulian terhadap masalah gangguan penglihatan dan memperingati World World Sight Day pada 10 Oktober lalu, bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), memperluas jangkauan #BuktiBakti ke kawasan Indonesia Timur dengan menggelar bakti sosial untuk warga Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Antara lain, memfasilitasi operasi katarak, pemeriksaan kesehatan mata, pemberian kacamata baca serta edukasi kesehatan mata.
Kegiatan tersebut diikuti 50 pasien penderita katarak, 500 pasien presbiopia serta 100 pelajar SD & SMP dan didukung oleh Seksi Buta Katarak Persatuan Dokter Mata Indonesia (SPBK PERDAMI).
Pemberi pinjaman yang membukukan laba Rp26,9 triliun pada semester 1-2024 itu, juga memberikan dukungan sarana kesehatan mata dengan donasi alat operasi Phacoemulsification Machine dan 2 unit Microscope kepada SPBK PERDAMI Pusat, serta 1 Unit Phacoemulsification Machine kepada SPBK Perdami Jakarta dengan total nilai sebesar Rp1,5 Miliar.
"Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, dengan sebagian besar penyebabnya adalah katarak. Sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak, Bakti BCA secara konsisten melaksanakan operasi katarak gratis di berbagai wilayah termasuk Nusa Tenggara Timur,” EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn di RSUD Komodo, Labuhan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/10/2024).
Hingga akhir 2023, program operasi katarak gratis dari Bakti BCA telah memberikan manfaat kepada lebih dari 8.100 pasien di berbagai daerah. Pada tahun 2024, BCA terus memberikan dukungannya dengan menggelar operasi katarak gratis kepada lebih dari 470 pasien di Namrole & Banda Neira, Maluku; Pasangkayu, Sulawesi Barat; Bengkulu Tengah, Bengkulu; dan Kota Banjar, Jawa Barat.
Mengacu pada Sustainability Report BCA tahun 2023, khusus untuk penanganan katarak sudah mencapai Rp154 miliar dikucurkan. Mulai dari gelar operasi katarak, pemberian alat pendukung operasi katarak, dan lain sebagainya.
Selain menyasar program kesehatan mata, BCA juga membidik kegiatan sosial untuk mendukung penurunan angka stunting di Indonesia. BCA bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk membantu penanganan tengkes.
"Kami support bekerjasama dengan BKKBN dan USAID senilai US$1 juta untuk stunting. Lebih dari tiga titik di INdonesia yang akan kita masuk secara ekspansif senilai US$1 juta dari BCA. Kita juga ada konsorsium, salah satunya kami yang terbesar senilai itu karena kami merasa stunting itu satu penghalang terbesar untuk kita bisa jadi negara dengan sumber daya manusia yang bagus," jelas Hera.
(rui)