"Dengan baht yang semakin kuat, itu mengubah pandangan di pasar, kami percaya bahwa minat investor asing telah kembali," kata Marco dalam wawancara, dikutip Bloomberg News.
Lanjutnya, "Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan Asia termasuk perusahaan Thailand, sedang mencari dana untuk berekspansi ke luar negeri dan menguatnya Baht Thailand akan menguntungkan perusahaan-perusahaan lokal yang memiliki ambisi global."
Di antara tanda-tanda positif lainnya adalah indeks acuan SET pada bulan ini menyentuh level tertingginya sejak April 2022, dengan dana global mempercayakan US$ 590 juta (setara dengan sekitar Rp 9 triliun) ke saham Thailand, menambahkan rekor US$ 5,96 miliar (setara dengan sekitar Rp 90 triliun) yang telah masuk sepanjang 2022, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Sekitar US$ 4,1 miliar (setara dengan sekitar Rp 62 triliun) telah terkumpul melalui aksi IPO di Thailand pada 2022, turun sebesar 0,5% dari tahun sebelumnya. Namun, kontraksi tersebut dapat lebih buruk, jika tidak ada dukungan dari investor lokal.
"Jika Anda melihat IPO di Thailand yang diselenggarakan pada tahun lalu, 70% hingga 80% diambil oleh investor lokal," tutur Marco. "Permintaan investor asing dapat dikatakan rendah karena dolar AS lebih kuat dibandingkan dengan mata uang di wilayah APAC."
Akan tetapi, reli mata uang Baht yang baru-baru ini terjadi menjadi tidak nyaman bagi eksportir, produsen, dan beberapa perusahaan yang mengeluh bahwa kenaikan mata uang yang cepat itu merusak daya saing mereka, menurut kelompok perdagangan lokal.
Adapun kinerja Baht akan mendorong perusahaan-perusahaan Thailand untuk menyegarkan usaha mereka untuk berinvestasi di luar negeri, dengan pandemi yang telah membatalkan sebagian besar rencana sebelumnya, kata Marco.
Menurut Marco, tahun lalu hanya terjadi sedikit akuisisi di luar negeri yang dilakukan oleh perusahaan Thailand. Pada tahun 2021, PTT Global Chemical Pcl membeli Allnex Holding GmbH, sebuah pembuat bahan kimia khusus Eropa, seharga €4 miliar (US$ 4,35 miliar), sementara Central Group dan mitra-mitranya membeli Selfridges & Co. seharga £4 miliar (US$ 4,95 miliar) dalam salah satu kesepakatan ritel Inggris terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
(fad/aji)