Logo Bloomberg Technoz

Keyword: Dana darurat sebesar 3-6 kali nilai pengeluaran bulanan

Emergency fund alias dana darurat adalah bantalan utama keuangan pribadi bahkan dalam situasi perekonomian normal alias baik-baik saja. Pastikan Anda memiliki dana darurat sebagai bekal pertama menghadapi situasi tak terduga yang membutuhkan dana tunai. Dana darurat juga bisa Anda siapkan khusus sebagai dana yang dapat dipakai untuk menadah aset-aset prospektif yang tengah diskon atau turun harga. 

Upayakan untuk memiliki dana darurat dalam jumlah yang memadai sesuai tahapan keuangan Anda. Secara umum, nilai dana darurat dapat Anda siapkan sejumlah tiga sampai enam kali nilai pengeluaran bulanan. Jadi, bila nilai pengeluaran rutin bulanan Anda mencapai Rp 10 juta per bulan, kumpulkan dana darurat antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta. 

Tempatkan dana darurat di instrumen yang likuid dan berisiko rendah, seperti deposito bank, tabungan, ataupun reksa dana pasar uang. 

  1. Amankan kebutuhan asuransi

Keyword: Pengeluaran premi asuransi 5%-10% nilai pendapatan bulanan

Supaya keuangan Anda tetap terkendali menghadapi ancaman resesi 2023, penting sekali untuk meminimalisasi risiko finansial termasuk risiko yang muncul dari pengeluaran kesehatan. Anda bisa mengelola risiko itu dengan memiliki asuransi kesehatan, baik itu BPJS Kesehatan ataupun asuransi kesehatan privat. 

Dengan mengamankan risiko finansial kesehatan melalui asuransi, Anda bisa membatasi pengeluaran karena kejadian tak terduga akibat sakit. Pastikan premi asuransi dan iuran BPJS Kesehatan Anda terbayar supaya perlindungan tetap dapat Anda dapatkan.

  1. Lanjut persiapkan dana future spending

Keyword: Tempatkan investasi sesuai profil risiko dan tujuan keuangan

Kendati ada ancaman resesi 2023, bukan berarti Anda berhenti mempersiapkan pengeluaran pasti di masa depan (future spending) seperti persiapan dana pendidikan anak dan dana pensiun. Jadi, lanjutkan saja menyiapkan kebutuhan dana-dana tersebut melalui investasi, sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda selaku investor. 

Sebagai contoh, untuk persiapan dana yang akan digunakan di atas 10 tahun, Anda bisa memilih berinvestasi di instrumen yang risikonya bisa diharapkan bisa terkendali dalam jangka panjang. Misalnya, reksa dana saham, reksa dana campuran, ataupun saham. Adapun untuk persiapan dana yang akan Anda gunakan dalam jangka pendek di bawah 3 tahun, pertimbangkan untuk berinvestasi di instrumen berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang ataupun reksa dana pendapatan tetap. 

  1. Hindari FOMO

Keyword: Berinvestasi sesuai rencana keuangan dan hindari sikap latah

Pada tahun 2020-2021 banyak orang mencetak untung besar dari investasi mereka baik di pasar finansial. Untung berlipat-lipat itu tak ayal mendorong banyak orang untuk latah atau ikut-ikutan membenamkan investasi di aset-aset yang tengah naik daun. Namun, pada tahun 2022, banyak orang terjebak kerugian akibat salah langkah dalam berinvestasi. Jadi, bila Anda ingin meraup untung besar dari aset-aset yang tengah naik daun, pastikan Anda sudah menghitung matang-matang risikonya. Menghindari sikap FOMO (fear of missing out) dalam berinvestasi bisa menyelamatkan Anda dari kerugian yang tidak perlu terjadi. Investor kawakan nan legendaris Warren Buffet memberikan petuah perihal ini. "The most important quality for an investor is temperament, not intellect."

Perihal investasi, yang terpenting dikelola oleh seorang investor adalah temperamen, bukan semata-mata intelektualitas

Warren Buffet



(rui)

No more pages