Dibangun di New Jersey
Perusahaan ini didirikan oleh Warren Eisenberg dan Leonard Feinstein pada tahun 1971 di New Jersey. Warren dan Leonard merupakan manajer toko peralatan rumah tangga sebelum akhirnya keluar dan memutuskan berkolaborasi membangun Bed Bath & Beyond.
Awalnya perusahaan memiliki nama Bed 'n Bath, untuk mencerminkan produk andalannya yakni kain linen dan produk mandi. Namun perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Bed Bath & Beyond pada tahun 1987. Pada 1992, perusahaan melakukan penawaran saham umum perdana (IPO) dan pernah mencatatkan angka penjualan hingga $1 miliar pada tahun 1999.
Penurunan Penjualan
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kebangkrutan Bed Bath & Beyond adalah penurunan penjualan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Para analis mengatakan bahwa penjualan online yang semakin berkembang dan persaingan dari toko-toko eceran seperti Amazon telah membuat Bed Bath & Beyond kesulitan untuk menarik pelanggan.
Perseroan melaporkan, kerugiannya mencapai US$ 393 juta, setelah penjualan anjlok 33% untuk kuartal yang berakhir pada 26 November 2022.
Berdasarkan dokumen keterbukaan, perusahaan mengajukan kebangkrutan di pengadilan Distrik New Jersey, dengan mendaftarkan perkiraan aset dan kewajibannya dalam kisaran US$ 1 miliar dan US$ 10 miliar.
Dalam sebuah pernyataan, terungkap perusahaan juga telah menerima komitmen sekira US$ 240 juta dalam bentuk pembiayaan debitur dari Sixth Street Specialty Lending Inc.
Beban Utang yang Berat
Bed Bath & Beyond juga memiliki beban utang yang sangat besar, yang membuatnya kesulitan untuk menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membayar kembali utangnya. Bed Bath & Beyond memperkirakan bahwa hasil bersih agregat dari semua penjualan asetnya akan menjadi sekitar $718 juta, menurut dokumen pengadilan, sementara peritel memiliki total kewajiban utang yang didanai sekitar $1,8 miliar.
Menurut laporan Bloomberg News pekan lalu, perusahaan memperkirakan memiliki aset $4,4 miliar dan total utang $5,2 miliar pada akhir November, dan jumlah kreditur antara 25.001 dan 50.000.
Tidak Terlalu Responsif terhadap Perubahan Pasar
Perusahaan dinilai tidak cukup responsif terhadap perubahan pasar dan tren belanja konsumen. Para analis mengatakan bahwa Bed Bath & Beyond kurang berinovasi dan terlambat dalam menyesuaikan strateginya dengan pasar yang terus berubah.
Bed Bath & Beyond juga dinilai memiliki struktur organisasi yang kompleks, dengan sejumlah merek dan toko di bawah naungannya. Hal ini telah membuat perusahaan kesulitan untuk mengelola operasinya secara efektif dan efisien.
Upaya Perubahan dan Penyelamatan
Untuk mengatasi masalah keuangan yang serius, Bed Bath & Beyond telah mencoba beberapa upaya perubahan dan penyelamatan. Ini termasuk perampingan bisnis dan restrukturisasi, serta penjualan beberapa toko dan merek di bawah naungannya. Namun, upaya tersebut tidak berhasil membawa perubahan signifikan dan perusahaan akhirnya mengajukan kebangkrutan pertama kali pada tahun 2020.
(evs)