Julien Ponthus - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Eropa kembali melemah pada Rabu (16/10/2024), dipicu oleh penurunan tak terduga dalam penjualan LVMH, raksasa barang mewah asal Prancis, yang terjadi setelah proyeksi mengejutkan dari produsen peralatan chip Belanda, ASML Holding NV.
Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3% menjadi 519,11 pada pukul 9:05 pagi waktu Paris, memperpanjang penurunan dari rekor tertinggi 528,08 yang tercatat pada 27 September, seiring musim laporan keuangan di benua Eropa memasuki puncaknya.
Sementara itu, indeks FTSE 100 London menguat 0,8% setelah inflasi di Inggris turun di bawah target 2% bank sentral Inggris atau Bank of England (BOE) untuk pertama kalinya dalam 3,5 tahun. Hal ini memicu spekulasi akan adanya pemotongan suku bunga kedua bulan depan.
Saham LVMH, perusahaan terbesar kedua di Eropa berdasarkan kapitalisasi pasar, anjlok 6,4% setelah melaporkan pada Selasa (15/10/2024) malam bahwa penjualan divisi fashion dan barang-barang berbahan kulitnya turun untuk pertama kalinya sejak pandemi. Hal ini mengindikasikan melemahnya permintaan dari konsumen di China.
Penurunan di sektor barang mewah ini terjadi setelah proyeksi ASML memicu aksi jual global pada saham teknologi, dengan kerugian gabungan nilai pasar untuk indeks pembuat chip di AS serta saham teknologi besar di Asia mencapai lebih dari US$420 miliar. LVMH dan ASML masing-masing berkontribusi sekitar 30% dari penurunan indeks Stoxx 600.

Harry Heneage, pedagang penjualan di KCx Kepler Cheuvreux di London, menyatakan bahwa investor akan sangat memperhatikan panggilan investor ASML yang dijadwalkan sore ini.
"Jika mereka memberikan sinyal untuk meredakan kekhawatiran, kita bisa melihat pembalikan yang cukup tajam," katanya. Heneage menambahkan bahwa dia memperkirakan pasar saham Eropa akan tetap tertekan dalam waktu dekat akibat laporan perdagangan LVMH.
Namun, Heneage juga mengingatkan bahwa penurunan penjualan bisa bersifat sementara, mengingat serangkaian stimulus baru yang diluncurkan oleh China, dan oleh karenanya mungkin tidak mencerminkan prospek jangka panjang untuk pasar China.
(bbn)