Dengan demikian, pemerintah baru akan mendukung langkah-langkah strategis untuk memperkuat industri nasional, termasuk sektor kendaraan listrik, sebagai bagian dari agenda besar pembangunan ekonomi.
Dihubungi di kesempatan berbeda, Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi menegaskan bahwa pihaknya tetap akan berupaya mendorong pertumbuhan industri motor listrik, meskipun ada potensi bahwa subsidi pemerintah untuk motor listrik (molis) tidak dilanjutkan.
Menurut Budi, jika subsidi tidak dilanjutkan, Aismoli akan mencari cara agar daya serap motor listrik di masyarakat tetap kuat. Salah satu opsi yang didorong adalah menghadirkan insentif lain dari pemerintah, baik dalam bentuk bantuan langsung atau skema koperasi yang memungkinkan masyarakat membeli motor listrik dengan harga lebih terjangkau.
“Untuk mendorong itu yang pertama ya tentunya memberikan bantuan, pemerintah lah ya, apakah nanti koperasi atau apa bentuknya, yang penting kalau orang mau membeli motor listrik itu ya ada diberikan semacam insentif lah gitu ya, pengurangan lah dengan nanti nomenklaturnya apa,” jelas dia.
Sekadar catatan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mentargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua di jalan pada tahun 2030 mengaspal di jalan raya.
Sejalan dengan hal tersebut, Budi lantas menekankan pentingnya dukungan pemerintah guna mencapai target 13 juta unit molis di tahun 2030, di mana menurutnya kapasitas produksi motor listrik di dalam negeri sudah sepenuhnya siap untuk beroperasi.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad sempat menyatakan bahwa serapan pasar industri sepeda motor listrik harus tetap diberi perlindungan dan kepastian pada pemerintahan mendatang, di bawah kepemimpinan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
(wep)