"[Kita] baru MOU lah, belum realisasi, karena mungkin lagi mau memenuhi persyaratan-syaratan yang ditentukan negara mereka [tujuan impor]," jelasnya.
Untuk di pasar domestik, Budi menjelaskan ada tren positif dari sisi penjualan, yang dibantu dengan skema subsidi pemerintah. Asmoli mengklaim sekitar 60 ribu unit motor listrik yang terserap di dalam negeri.
"Kapasitas produksi [dalam negeri] lebih dari itu, makanya kita mentargetkan kalau tahun depan masih ada skema subsidi, kita minta di atas 200 ribu," tegasnya.
"Ya itu pun mungkin masih optimisnya ya, tapi kalau kemudian kita secara maksimal, ya mungkin bisa lebih dari itu tergantung dengan anggaran kemampuan pemerintah saja," pungkasnya.
Sekadar catatan, kuota subsidi motor listrik untuk 2024 telah terserap semua. Berdasarkan data Sisapira, sisa alokasi anggaran habis terpakai.
Sepanjang Januari hingga September 2024, subsidi motor listrik yang tersalurkan untuk 30.607 unit kendaraan yang diberikan oleh pemerintah melalui produsen atau dealer.
Jumlah sepeda motor yang sudah diterima oleh masyarakat ada sebanyak 60.857 unit pada tahun ini. Dengan demikian, secara keseluruhan total unit motor listrik yang telah tersalurkan kepada masyarakat sejak 2023 adalah 72.389 unit.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan serapan pasar industri sepeda motor listrik harus tetap diberi perlindungan dan kepastian pada pemerintahan mendatang, di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Terkait dengan hal itu, Dasco menyebut telah membahas isu tersebut dengan pelaku industri motor listrik agar pemerintah yang baru dapat memiliki rencana pasti untuk membuka pasar global bagi produk motor listrik buatan Indonesia.
"Jadi tadi sudah ada beberapa permintaan dari beberapa negara dengan motor listrik kita yang ternyata mempunyai potensi sangat besar," ujarnya ditemui usai rapat di Komisi VII DPR RI, Rabu minggu lalu.
Melalui pertemuan dengan pelaku industri tersebut, Dasco menyebut Komisi VII akan megajukan rekomendasi kepada pemerintahan Prabowo untuk menjadikan penguatan industri motor listrik sebagai salah satu prioritas.
Dengan demikian, industri terkait lainnya—seperti industri komponen kendaraan — juga dapat bagkit dan memiliki pangsa pasar lebih luas, tidak hanya bagi industri skala besar, tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) optimistis ekspor motor bertenaga baterai berpotensi terus meningkat. Ekspor motor listrik asal Indonesia sudah masuk ke negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Kamboja.
Asimoli pekan lalu memaparkan rencana industri motor listrik nasional memanfaatkan peluang ekspor. Ketua Asimoli Budi Setiyadi ekspansi pasar luar negeri akan menyasar pasar negara Asia Tenggara lainnya, Thailand dan Afrika, dan berlanjut ke negara-negara di Afrika.
"Kita sudah sepakat adanya industri, tapi yang sekarang sudah mulai jalan itu ke Malaysia dan Kamboja. Kemudian ada potensi yang lain itu memang Thailand, Vietnam kemudian ke Afrika," ujar Budi ketika dihubungi, dikutip Rabu (16/10/2024).
Budi menambahkan, untuk ekspor motor listrik secara masif, beberapa produsen motor listrik Indonesia sudah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa mitra kerjasama.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam perjanjian ini termasuk United E-Motor yang bekerja sama dengan Malaysia dan PT KK Brothers Energi yang berencana mengekspor ke Kamboja.
"[Kita] baru MOU lah, belum realisasi, karena mungkin lagi mau memenuhi persyaratan-syaratan yang ditentukan negara mereka [tujuan impor]," jelasnya.
Untuk di pasar domestik, Budi menjelaskan ada tren positif dari sisi penjualan, yang dibantu dengan skema subsidi pemerintah. Asmoli mengklaim sekitar 60 ribu unit motor listrik yang terserap di dalam negeri.
"Kapasitas produksi [dalam negeri] lebih dari itu, makanya kita mentargetkan kalau tahun depan masih ada skema subsidi, kita minta di atas 200 ribu," tegasnya.
"Ya itu pun mungkin masih optimisnya ya, tapi kalau kemudian kita secara maksimal, ya mungkin bisa lebih dari itu tergantung dengan anggaran kemampuan pemerintah saja," pungkasnya.
Sekadar catatan, kuota subsidi motor listrik untuk 2024 telah terserap semua. Berdasarkan data Sisapira, sisa alokasi anggaran habis terpakai.
Sepanjang Januari hingga September 2024, subsidi motor listrik yang tersalurkan untuk 30.607 unit kendaraan yang diberikan oleh pemerintah melalui produsen atau dealer.
Jumlah sepeda motor yang sudah diterima oleh masyarakat ada sebanyak 60.857 unit pada tahun ini. Dengan demikian, secara keseluruhan total unit motor listrik yang telah tersalurkan kepada masyarakat sejak 2023 adalah 72.389 unit.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan serapan pasar industri sepeda motor listrik harus tetap diberi perlindungan dan kepastian pada pemerintahan mendatang, di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Terkait dengan hal itu, Dasco menyebut telah membahas isu tersebut dengan pelaku industri motor listrik agar pemerintah yang baru dapat memiliki rencana pasti untuk membuka pasar global bagi produk motor listrik buatan Indonesia.
"Jadi tadi sudah ada beberapa permintaan dari beberapa negara dengan motor listrik kita yang ternyata mempunyai potensi sangat besar," ujarnya ditemui usai rapat di Komisi VII DPR RI, Rabu minggu lalu.
Melalui pertemuan dengan pelaku industri tersebut, Dasco menyebut Komisi VII akan megajukan rekomendasi kepada pemerintahan Prabowo untuk menjadikan penguatan industri motor listrik sebagai salah satu prioritas.
Dengan demikian, industri terkait lainnya—seperti industri komponen kendaraan — juga dapat bagkit dan memiliki pangsa pasar lebih luas, tidak hanya bagi industri skala besar, tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
(prc/hps)