Para trader juga menimbang prospek pasar untuk tahun depan, International Energy Agency (IEA) telah menandai prospek kelebihan pasokan global.
"Harga masih kekurangan katalis bullish untuk saat ini karena para pelaku pasar mengurangi risiko gangguan pada suplai energi di Timur Tengah, sementara upaya stimulus fiskal China tampak tidak jelas," ujar Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG Asia.
Sementara selisih harga Brent—perbedaan antara dua kontrak terdekatnya—tetap dalam struktur bullish dan backwardated, selisihnya telah menyempit. Selisihnya adalah 37 sen per barel, dibandingkan dengan 60 sen pada pertengahan September, menunjukkan kondisi yang tidak terlalu ketat.
Pada hari ini (16/10/2024), para trader juga akan memantau laporan industri terkait stok AS untuk mendapatkan gambaran mengenai konsumsi di negara pengguna minyak terbesar tersebut sebelum data resmi dirilis besok (17/10/2024). Minggu lalu, stok minyak meningkat 5,8 juta barel, kenaikan terbesar sejak akhir April.
Harga:
- Brent untuk pengiriman Desember naik 0,4% menjadi US$74,53 per barel pada pukul 11:02 pagi di Singapura.
- WTI untuk pengiriman November naik 0,4% menjadi US$70,88 per barel.
(bbn)