Kesepakatan ini, yang akan mendukung 500 megawatt daya, termasuk proyek demonstrasi 50 megawatt Kairos di Tennessee, diikuti oleh reaktor skala komersial berukuran 75 megawatt, kata kedua perusahaan tersebut.
Banyak perusahaan teknologi besar berlomba-lomba untuk mendapatkan pasokan listrik amat besar untuk pusat data guna menjalankan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Meningkatnya permintaan listrik mendorong perusahaan-perusahaan listrik untuk membangun lebih banyak pembangkit listrik berbahan bakar gas alam, yang merusak tujuan lingkungan i untuk industri dan perusahaan teknologi. Hal ini juga meningkatkan minat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan energi bersih setiap saat.
“Kami mencari tenaga listrik bersih yang baru. Kami tidak ingin menggunakan kembali tenaga listrik bersih yang sudah ada,” kata Terrell.
Terrell menggambarkan perjanjian Kairos yang mencakup power offtake pada beberapa SMR, dalam upaya untuk memulai pengembangan teknologi tersebut, ia berbicara dalam sebuah meja bundar media virtual pada hari Senin.
Baik Google maupun Kairos Power menolak untuk mengomentari persyaratan keuangan atau struktur kesepakatan.
Kedua perusahaan ini masih menentukan apakah setiap proyek akan menjadi tuan rumah bagi dua atau lebih reaktor.
(bbn)