Namun suara pasar tidak bulat, tidak aklamasi, ada dissenting opinion. Dari 38 Analis/ Ekonom, terdapat 11 yang bersuara BI bisa kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Suara 11 analis tidak bisa dianggap remeh. Dengan kata lain, ada 26% suara yang memperkirakan BI Rate bisa turun. Lebih dari seperempat.
Namun bagaimanapun, suara mayoritas tetap memperkirakan BI Rate bertahan di 6%. Salah satu yang memperkirakan demikian adalah Lionel Priyadi dari Mega Capital Securities. Untuk menghindari arus modal keluar lebih lanjut, dalam risetnya.
Kemudian, dirilis juga laporan realisasi investasi RI pada Kuartal III-2024.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi langsung tercatat Rp431,5 triliun pada Kuartal III-2024. Pencapaian tersebut melesat 15,3% secara tahunan, dengan pertumbuhan 0,72% dibanding kuartal sebelumnya.
Adapun total capaian realisasi investasi sejak Januari hingga September tahun ini mencapai Rp1.261,4 triliun, mencerminkan kenaikan 19,78% secara tahunan.
Data ekonomi penting lainnya, Badan Pusat Statistik memaparkan data perdagangan internasional Indonesia periode September 2024. Seperti dugaan, ekspor berhasil tumbuh positif dalam tren tahunan.
Pada Selasa, BPS menuturkan, nilai ekspor Indonesia pada September tercatat US$22,08 miliar, alami kenaikan 6,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Adapun impor Indonesia tumbuh lebih tinggi pada September. BPS mengumumkan nilai impor bulan lalu adalah US$ 18,82 miliar. Mencapai kenaikan 8,55% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,26 miliar pada September. Jauh lebih tinggi ketimbang perkiraan pasar sebelumnya yaitu US$2,8 miliar di median konsensus Bloomberg.
Neraca Perdagangan telah membukukan surplus selama 53 bulan beruntun. Akan tetapi ini bukan rekor terpanjang. Surplus terpanjang bagi RI pernah terjadi hingga 152 bulan berturut-turut pada Juni 1995–April 2008.
Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG mulai menguji resistance MA-20 sesuai antisipasi sebelumnya.
“Trend masih Bullish dan masih berpotensi melanjutkan penguatan ke resisten berikutnya di 7.810 dan 7.910,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (16/10/2024).
BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG Kembali turun di bawah support 7.454.
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ADMR, BUKA, ESSA, dan SILO.
(fad)