Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia dari seluruh negara asal utama mengalami penurunan pada September 2024, terdalam dialami dengan China yang turun US$0,45 miliar menjadi US$5,98 miliar pada September 2024. Pada bulan lalu tumbuh US$6,43 miliar.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa China menjadi negara utama asal impor Indonesia dengan persentase impor sebesar 36,68% terhadap total impor RI di September 2024.
“Tiongkok masih menjadi negara utama asal impor non migas Indonesia dan kontribusinya sebesar 36,68% terhadap total impor non migas Indonesia,” tutur Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (15/10/2024).
Posisi kedua dengan kontribusi impor sebesar 7,58%, Jepang mencatatkan nilai impor US$1,23 miliar. Capaian bulan sebelumnya sebesar US$0,9 miliar.
Amerika Serikat (AS) negara dengan kontribusi impor sebesar 5,09%, mencatatkan nilai impor US$0,83 miliar. Besaran ini juga tercatat turun jika dibandingkan angka bulan sebelumnya sebesar US$90 miliar.
“Di tempat kedua dan ketiga adalah Jepang dan AS, impornya kontribusi 7,58% dan 5,9%,” tutur Amalia.
Sementara dengan kawasan ASEAN, impor ke Indonesia tercatat turun menjadi US$2,98 miliar. Pada bulan sebelumnya, impor dari kawasan ini tercatat sebesar US$3,1 miliar. Kawasan Uni Eropa, impor turun menjadi US$1,09 miliar dari bulan sebelumnya US$1,25 miliar.
Sebagai informasi, nilai impor Indonesia pada September 2024 mencapai US$18,82 miliar, atau turun 8,91% secara bulanan (month-to-month/mtm). Penurunan nilai impor mesin/perlengkapan elektrik dan komoditas hasil minyak mentah menjadi salah satu penyebab kinerja impor RI lesu.
Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan turunnya impor RI disebabkan penurunan impor nonmigas sebesar 9,55% (mtm) menjadi US$16,30 miliar, dan impor migas menyusut 4,53% (mtm) menjadi US$2,53 miliar.
“Penurunan nilai impor secara bulanan ini didorong penurunan nilai impor nonmigas dan penurunan nilai impor migas,” tutur Amalia.
(wep)