Alhasil, meski nilai surplus neraca dagang pada bulan lalu melampaui perkiraan pasar, perhitungan kuartalan mengindikasikan ada penurunan tajam secara kumulatif yaitu menjadi US$6,53 miliar pada kuartal III-2024, dibanding posisi surplus kuartal II-2024 sebesar US$8,04 miliar.
"Angka itu menyiratkan pelebaran defisit transaksi berjalan menjadi US$4,25 miliar atau -1,1% dari Produk Domestik Bruto pada kuartal III, lebih lebar dibanding kuartal sebelumnya -0,88% dari PDB," kata Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi dalam catatannya siang ini.
Pelemahan rupiah tidak sendirian. Semua mata uang Asia tertekan oleh dolar AS hari ini yang stabil di 103,19 sore ini. Peso memimpin pelemahan dengan penurunan nilai 0,64% yuan offshore 0,41%, lalu yuan Tiongkok 0,35%. Ringgit juga melemah 0,34%, won melemah 0,19%, rupiah turun 0,13%, juga dolar Hong Kong dan dolar Singapura, dan seterusnya.
Sentimen China menekan pamor mata uang di kawasan Asia. Indeks saham di Negeri Panda ambles karena pasar masih galau brdebat tentang seberapa besar stimulus otoritas Beijing akan digelontorkan.
Pernyataan pejabat Federal Reserve pada Senin malam yang cenderung hawkish juga membuat pamor dolar AS masih mentereng.
Realisasi investasi meningkat
Rupiah juga tetap tak tertolong menguat meski hari ini dirilis pula laporan realisasi investasi RI pada kuartal III-2024.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi langsung tercatat Rp431,5 triliun pada triwulan III 2024. Angka ini naik 15,3% secara tahunan, namun hanya tumbuh 0,72% dibanding kuartal sebelumnya.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan realisasi investasi tercatat 26,15% dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebesar Rp1.650 triliun.
“Angka ini tercatat 33,36% dari target Rp1.239 triliun dari target renstra (rencana strategis),” kata Rosan dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal III 2024, Selasa (15/10/2024).
(rui)